TANJUNGPINANG – Sorotan lampu warna-warni mamancar terang, diiringi kerasnya suara dentuman musik menjadi daya tarik masyarakat untuk datang menyaksikan Pasar Malam Pandawa II yang berlangsung di Kijang, Kecamatan Bintan Timur, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau (Kepri).
Pasar malam tersebut dipadati warga dari Kota Tanjungpinang dan kawasan Bintan. Berbagai wahana dengan tarif murah tentunya menjadi pemikat bagi pengunjung.
Selain bisa melepas penat dengan hiburan murah meriah yang ikonik itu, pasar malam juga sebagai momentum untuk bernostalgia. Mulai orang dewasa hingga anak-anak tampak terkesima dengan suasananya.
Pasar malam tersebut dibuka pada 31 Agustus 2024 kemarin oleh Grup Pandawa asal Kota Pekanbaru yang berlangsung selama satu bulan.
Menurut sejarahnya di Indonesia, hiburan kelas menengah ke bawah itu pertama kalinya digelar tahun 1906 tepatnya di Gambir, DKI Jakarta dan hingga saat ini pasar malam masih eksis menjadi tontonan menarik yang menghibur masyarakat.
Pasar Malam Pandawa II menyediakan sepuluh wahana permainan seperti kincir angin raksasa atau bianglala, rumah hantu, kereta api, istana balon, kuda putar, permainan ketangkasan, ombak banyu, ayunan kora-kora, serta pertunjukkan aksi tong setan.
Uniknya, semua wahana dioperasikan secara konvensional dengan mesin seadanya yang dipandu seorang operator. Namun keberadaan mereka tetap ditunggu masyarakat.
Sesekali sang operator terlihat mengusap keringatnya, lantaran hawa panas yang dikeluarkan dari mesin diesel untuk menjalankan wahana.
Apalagi, loket penjual tiket wahana yang terkesan sederhana dengan berukuran 2 x 1 meter yang menjadi salah satu masih ciri khasnya, dengan dipasangi lampu yang terang dan silau.
Untuk harga tiket wahana permainan di Pasar Malam Pandawa II bervariasi, mulai dari Rp10 ribu dengan durasi yang beragam.
Namun yang menyita perhatian, yakni atraksi memukau joki tong setan. Pengunjung rela antre mengular hanya untuk melihat aksi berani sang joki di dalam tong raksasa dengan sepeda motor.
Jika jumlah penonton sudah mencukupi, sang Joki pun menghidupkan mesin sepeda motor yang tampak seperti Yamaha RX-King. Sambil menarik kabel gas, raungan mesin mengisyaratkan tanda atraksi segera dimulai.
Joki pun mulai mengitari tong dan aksinya membuat penonton takjub. Beberapa penonton mulai mengeluarkan uang kertas untuk menyawer joki tong setan.
Satu per satu uang dari tangan penonton direbut joki, yang memacu motornya di dalam tong. Raungan suara bising dari knalpot menambah suasana menjadi seru.
“Seru banget. Ini hiburan merakyat murah namun tidak meninggalkan kesan meriah. Atrsaksi tong setan adalah alasan utama saya untuk datang ke pasar malam. Semoga hiburan jadul begini tetap ada sampai kapan pun,” harap Ali, pengunjung yang menyaksikan tong setan.
“Ini kali kedua saya menyaksikan pasar malam. Pertama kalinya sekitar tahun 1994, dan kalau tidak salah waktu itu di Medan,” tambah Ali.
Meski lokasinya becek sehabis hujan, namun tidak menyurutkan niat pengunjung untuk menyaksikannya. Meski waktu sudah menunjukan pukul 22.00 WIB, kata Ali, Pasar Malam Pandawa II di Kijang semakin ramai dan berdesakan.
Selain wahana permainan, di Pasar Malam Pandawa II menyuguhkan berbagai jajanan ringan dan beraneka minuman. Selain itu, penjual pakaian, dan aksesoris dengan harga miring juga ramai memenuhi stan.
Kerlap kerlip lampu warna warni yang terpancar, seolah memangil pengunjung untuk menyaksikan hiburan yang merakyat itu. Ruas jalan pun berubah menjadi area parkir kendaraan yang berbaris rapi.
“Minusnya kalau hujan suka becek gitu, tapi tetap seru kok meski harus berdesakan,” ungkap Eni, seorang pengunjung kepada Ulasan.co, Jumat 13 September 2024 malam.
Pewarta magang: Merry Dwi Afrillina