Kenali Gejala Awal Hepatitis B dan Cara Menularnya

Ilustrasi vaksin Hepatitis B. (Foto:Dok/thehindu)

Hai sahabat Ulasan. Tanpa disadari infeksi penyakit Hepatitis B sudah menyerang Anda. Inilah mengapa pentingnya bagi Anda, untuk mengetahui serta mengenal gejala awal saat terinfeksi Hepatitis B.

Tanda-tanda gejala awal Hepatitis B sering diabaikan, seperti urine berwarna gelap dan perubahan kulit dan warna putih mata menjadi kuning.

Hepatitis B adalah infeksi hati serius yang terjadi karena virus hepatitis B (HBV). Bagi sebagian orang, Hepatitis B bisa bersifat kronis atau terjadi lebih dari enam bulan.

Melansir dari halodoc, hal yang perlu diwaspadai, Hepatitis B kronis dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami gagal hati, kanker hati atau sirosis.

Ini merupakan kondisi permanen yang dapat meninggalkan bekas luka atau jaringan parut pada organ hati. Sebagian besar pengidap Hepatitis B akan membaik sepenuhnya, meski menunjukkan gejala yang bisa dibilang cukup parah.

Namun, bayi dan anak-anak memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami hepatitis B kronis. Masalah kesehatan ini dapat dicegah dengan mendapatkan vaksinasi, sebab belum ada obat yang mampu menyembuhkan kondisi tersebut.

Gejala Hepatitis B Fase Awal

Tak sedikit dijumpai kasus infeksi hepatitis B yang terjadi pada bayi atau anak-anak, karena ibu dapat menularkan HBV kepada mereka saat persalinan.

Gejala awal hepatitis B mungkin belum terlalu terlihat pada anak di bawah usia 5 tahun atau orang dewasa dengan sistem kekebalan tubuh yang kuat.

Namun, di antara orang-orang dengan berusia 5 tahun atau lebih, gejala awal hepatitis B terlihat pada sekitar 30 sampai 50 persen pengidap.

Gejala akut akan muncul sekitar 60 – 150 hari setelah paparan virus, dan bisa berlangsung mulai dari beberapa minggu hingga 6 bulan.

Seseorang yang mengalami infeksi hepatitis B kronis mungkin akan mengalami nyeri perut yang berkelanjutan, kelelahan pada tubuh, dan nyeri sendi.

Berikut gejala awal hepatitis B yang sebaiknya tidak diabaikan:

-Tubuh demam.
-Nyeri pada persendian
-Sakit perut berkelanjutan
-Kehilangan selera makan
-Sering mual dan muntah
-Penurunan berat badan
-Urine berwarna lebih keruh
-Feses berwarna lebih pekat
-Tubuh terasa lelah
-Perubahan warna kulit dan bagian putih mata menjadi kuning

Perlu diketahui bahwa, gejala awal Hepatitis B bisa saja tidak muncul saat 1 sampai 6 bulan setelah paparan virus terjadi.

Sekitar sepertiga dari pengidap Hepatitis B mengetahui bahwa dirinya terinfeksi melalui tes darah. Selain itu, gejala infeksi Hepatitis B kronis juga tidak selalu muncul.

Jika pun terlihat, gejalanya cukup mirip dengan infeksi hepatitis B akut.

Penyebaran Virus Hepatitis B

Virus Hepatitis B ditularkan melalui darah, cairan vagina, dan air mani. Selanjutnya, virus akan berada di dalam darah dan cairan tubuh.

Hepatitis B juga dapat ditularkan dari ibu kepada bayi yang baru lahir selama proses persalinan. Tak hanya itu, berbagi pemakaian jarum suntik dan melakukan hubungan seks dengan pasangan tanpa memakai alat kontrasepsi, juga bisa meningkatkan risiko terinfeksi virus ini.

Seseorang juga dapat tertular penyakit hepatitis B ketika berkunjung ke negara yang sedang mengalami pandemi infeksi HBV. Bahkan, terjadinya penularan sering tidak disadari, karena tidak menimbulkan gejala apapun.

Perlu diketahui pula bahwa HBV tidak dapat menyebar atau menular melalui:

-Makanan atau minuman
-Penggunaan alat makan bersama
-Ibu yang menyusui bayinya
-Berpelukan
-Berciuman
-Batuk dan bersin
-Gigitan serangga

Virus HBV mampu bertahan hidup di luar tubuh selama sekitar 7 hari. Hingga kini, belum ada obat yang mampu menyembuhkan Hepatitis B.

Namun, apabila dikelola dengan baik, maka pengidap tetap bisa menjalani hidup normal seperti orang sehat lainnya.

Pastikan untuk selalu menjaga pola hidup dan pola makan yang sehat, menghindari konsumsi minuman beralkohol dan tidak merokok menjadi hal penting dalam mengelola penyakit.

Selain itu, pengidap juga harus melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin ke dokter yang berpengalaman dengan Hepatitis B.

Setidaknya setiap tahun. Tujuannya tentu saja untuk memantau kondisi organ hati melalui tes darah dan pencitraan.