Kepri Turun Peringkat di PON XX Papua

Kepri Turun Pringkat di PON XX Papua
Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad saat memimpin upacara pelepasan atlet PON XX Papua. (Foto: Antara)

Tanjungpinang – Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) turun peringkat di ajang PON XX Papua, jika dibandingkan dengan PON XIX Jawa Barat 2016 lalu. Di PON XX Papua Kepri harus puas dengan peringkat ke 27 dengan total perolehan 11 medali.

Wakil Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kepri Dadang AG mengatakan rincian medali yang diraih atlet-atlet Kepri di PON XX Papua, yaitu 2 medali emas, 5 medali perak dan 4 medali perunggu.

“Atlet cabang layar yang paling banyak menyumbangkan medali. Dua medali emas itu berasal dari cabang layar. Namun jumlahnya itu turun dibandingkan pada PON Jabar 2016. Atlet layar Kepri saat itu meraih 5 medali emas,” ujar Dadang di Tanjungpinang, Sabtu (16/10).

Menurut pria yang juga mantan Kepala Dinas Pendidikan Tanjungpinang itu, prestasi Kepri di PON XX Papua menurun dibandingkan pada PON Jawa Barat 2016 lalu. Di PON Jabar waktu itu, atlet Kepri meraih 9 medali emas.

“Saat PON di Jabar, Kepri peringkat 19. Dibandingkan dengan PON sebelum di Jabar, prestasi atlet Kepri meningkat, dari peringkat 22 ke 19,” kata Dadang.

Baca Juga : Terima Tongkat Estafet, Aceh dan Sumut Jadi Tuan Rumah PON 2024

Oleh karena itu, ia mengatakan KONI Kepri akan mengevaluasi hasil PON Papua, yang kemudian disampaikan kepada pemerintah daerah. Penurunan peringkat pada PON Papua itu, menurut dia, disebabkan banyak faktor, salah satunya, yaitu pandemi COVID-19.

Ia menuturkan keterbatasan atlet untuk mengikuti latihan secara terpusat sejak Maret 2020 lalu telah menyebabkan atlet terpaksa melakukan latihan mandiri secara terbatas. Kondisi ini yang dinilai menyebabkan pelatihan menjadi tidak sempurna.

Selain itu, ia juga tidak menampik perhatian pemerintah daerah terhadap dunia olahraga, yang dianggapnya jauh dari harapan bila dibandingkan dengan provinsi lain. Akibatnya, para atlet, pelatih dan pengurus cabang olahraga terpaksa menggunakan uang pribadi untuk mengikuti kejuaraan, baik yang berskala nasional maupun internasional.

Baca Juga : Pesilat Peraih Emas SEA Games Tersingkir Di PON XX

Padahal, sambung dia, pengalaman tanding sangat mempengaruhi mental, ketajaman teknik, fisik dan motivasi atlet untuk berkembang lebih baik.

“Kami perlu sampaikan bahwa kewajiban membangun dan mengembangkan olahraga itu merupakan kewenangan pemerintah. KONI tugasnya mengayomi dan melakukan pembinaan,” tutur Dadang.

Sementara terkait politik anggaran untuk mengembangkan olahraga, ia mengungkapkan komunikasi antara pengurus cabang olahraga, KONI serta pemda harus ditingkatkan. Komunikasi itu dibutuhkan untuk mengawal anggaran pengembangan olahraga, mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan.

“Kami akan kawal mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan. Kuncinya, komunikasi ditingkatkan,” ungkap Dadang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *