Keracunan MBG di Karimun: Salah Tata Kelola atau Dugaan Lain? Ini Kata Pimpinan DPRD Karimun

Wakil Ketua II DPRD Karimun, Adi Hermawan. (Foto: Dok/ Hairul S)

KARIMUN – Wakil Ketua II DPRD Karimun, Adi Hermawan, merespons maraknya peristiwa dugaan keracunan yang dialami siswa di Kabupaten Karimun setelah mengkonsumsi Makanan Bergizi Gratis (MBG).

Menurut Adi, melihat sebaran siswa penerima manfaat program MBG jumlahnya mencapai ribuan dalam setiap dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Hal ini tentu menjadi tanda tanya apabila dipicu dari menu makanan yang disajikan.

“Dari sekian ribu namun yang terdampak belasan, tentu kita harus berpikir rasional. Jika dikatakan basi atau keracunan pasti satu kelas atau seluruhnya,” ungkap Adi, Kamis, 2 Oktober 2025.

Melihat fenomena ini, Adi menilai adanya kemungkinan faktor lain yang menyebabkan para siswa mengalami keracunan.

“Saya khawatir dalam kejadian ini tidak ada kaitan di dapur. Bisa jadi sabotase dan segala macamnya,” terangnya.

Oleh karena itu, fungsi pengawasan menjadi faktor penting untuk menjaga keamanan dari makanan yang diberikan kepada penerima manfaat. Termasuk peran Kepolisian untuk menyelidiki penyebab pasti kejadian ini.

“Tentu kami mengharapkan pihak kepolisian bisa menyelidiki karena pada dasarnya bahwa tujuan MBG ini sangat baik untuk masyarakat,” katanya.

Namun, jika penyebab keracunan memang berasal dari menu MBG, maka hal ini sudah semestinya dilakukan perbaikan terkait dengan tata kelola di masing-masing dapur.

“Tapi kalau memang lauk pauk yang basi dan ssmacamnya maka perlu ditindak lanjuti untuk perbaikan ke depan.

Adi juga mengajak seluruh pihak sekolah secara terbuka bisa menyampaikan infomasi yang sebenarnya, karena bisa membawa program MBG ke arah yang lebih baik.

“Kalau ini disimpan-simpan, disembunyi-sembunyikan tidak akan bisa kita perbaiki. Jadi diharapkan pihak sekolah terbuka saja informasinya. Karena ini untuk kebaikan kita semuanya,” tuturnya.