Kesedihan yang Sama Kita Rasakan Sebagai Balasan

Tanjungpinang, Ulasan. Co – Pernahkah kita sejenak merenungi keadaan kilat ini? Pernahkah kita mencoba menyadari relasi peristiwa terkini sebentar saja?

Aku tahu, ini berat kita jalani. Begitu sulit membayangkan setelah ini. Tapi, jauh sebelum ini terjadi apakah kita pernah peduli? Barangkali pernah, tapi apakah kita seutuhnya? Bahkan ketika sudah terjadi saja, kita masih seolah menutup mata.

Pernahkah kita berpikir bahwa semua ini adalah balasan yang manis? Pembalasan tanpa pukulan ini justru lebih menyakitkan bukan?

Selama ini kita terlalu mencaci. Terlalu abai pada hal-hal kecil di Bumi. Kini bumi bersedih melihat kita yang bertahun-tahun lamanya acuh. Bumi ingin menenangkan dirinya dan ingin mengetuk hati kita semua.

Andai ini adalah balasan yang manis untuk kita, apakah setelah ini kita masih mau berulah?

Lihat mereka yang tak berdaya, apakah kita masih tetap ego atas ini semua?

Pada akhirnya kita pun harus terima bahwa tidak semuanya bisa dijadikan canda. Kita harus kuat sebab mengeluh juga bukan pilihan yang hebat. Kita harus bisa menerima bahwa tidak semuanya bisa biasa saja. Kita harus terima tidak semuanya tentang bahagia. Duka ini sama kita rasakan. Luka ini sama perihnya kita pendam.

Pelan-pelan, semua akan berlalu. Meski mengukur waktunya kita sama sekali tak mampu. Kita bukan sekadar terluka, kecewa, tetapi semuanya menjadi satu kesimpulan yang sama. Apa saja yang sudah kita rencanakan, batal sudah. Apapun harapan yang sudah kita bangun sebaik mungkin, hancur seketika.

Kuatlah, di dunia ini memang tidak ada yang bisa diterka dengan sempurna. Tuhan selalu punya rahasia untuk mengubah segala rencana.

Corona memang kejam, tapi jauh dari sebelum ia dilahirkan, kita juga kejam. Adakah kita menyadari semua tentang hidup yang saling menyalahkan? Adakah kita memahami segala peristiwa yang menjadi isyarat saat bumi diabaikan?

Kita harus tetap berjuang. Jangan menyerah. Jangan mengeluh. Jangan merasa hidup ini sudah sia-sia. Tidak, tidak, kita hanya butuh percaya dan tetap harus berusaha melakukan yang terbaik. Simpanlah kesedihan ini sebagai harapan yang akan kita sambung kemudian. Percayalah, Tuhan tetap bersama kita bagaimanapun kisahnya merajalela.