Ketua Fraksi PKS DPR RI Sumbang Gaji Desember Bantu Korban Gunung Semeru

Ketua Fraksi PKS DPR RI Sumbang Gaji Desember Bantu Korban Gunung Semeru
Warga melihat material awan panas erupsi Gunung Semeru yang mengalir di Sumber Wuluh, Lumajang, Jawa Timur, Minggu (5/12/2021). PVMBG mengeluarkan rekomendasi masyarakat/pengunjung/wisatawan untuk tidak beraktivitas dalam radius 1 kilometer dari kawah/puncak Semeru dan jarak 5 kilometer arah bukaan kawah di sektor Tenggara - Selatan, serta mewaspadai awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Semeru. ANTARA FOTO/Umarul Faruq/hp.

Jakarta – Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DRR RI), Jazuli Juwaini, akan menyumbangkan gaji bulan Desember untuk membantu korban letusan Gunung Semeru, Jawa Timur.

Ia juga mengajak seluruh anggota legislatif PKS dari pusat hingga daerah untuk memotong gaji membantu korban letusan Gunung Semeru.

“Saya pribadi menyerahkan gaji bulan Desember untuk membantu masyarakat korban letusan Gunung Semeru.”

“Kami juga mengajak seluruh aleg (anggota legislatif) PKS dari pusat hingga daerah untuk potong gaji, mudah-mudahan dalam waktu dekat terealisir dan bisa disampaikan segera,” kata Jazuli dalam keterangannya di Jakarta, Senin (06/12).

Jazuli juga mengajak seluruh elemen masyarakat Indonesia dimanapun berada bergerak membantu korban bencana dengan cara dan kemampuan masing-masing sebagai bentuk solidaritas sosial nasional.

Menurut dia, FPKS akan terus mendukung bantuan salah satunya dengan kembali mendonasikan gaji dewan bulan Desember untuk korban bencana Gunung Semeru.

“Atas nama Fraksi PKS kami ucapkan duka cita dan keprihatinan mendalam atas musibah meletusnya Gunung Semeru. Semoga korban jiwa meninggal segera dapat dievakuasi, keluarga dan masyarakat diberikan kesabaran dan ketabahan,” ujarnya.

Dia mengatakan, struktur dan kader PKS telah turun di kesempatan pertama di lokasi bencana untuk membantu proses evakuasi dan tanggap darurat.

Selain itu, Jazuli berharap Pemerintah bergerak cepat menangani bencana letusan Gunung Semeru terutama dalam mengevakuasi warga masyarakat di lokasi terdekat dengan Gunung Semeru.

“Kami berharap Pemerintah, BPBD dan BNPB, bergerak cepat, sistematis, dan koordinatif untuk menyelamatkan warga masyarakat. Jangan sampai ada hambatan teknis koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah karena keselamatan korban adalah prioritas utama saat ini,” ujarnya.

Menurut dia, mitigasi dan penanganan korban jiwa harus dilakukan secara koordinatif dan sistematis agar dapat menyelamatkan banyak nyawa masyarakat.

Baca Juga: 13 Warga Dilaporkan Meninggal Dunia Akibat Erupsi Gunung Semeru

Sebagaimana diketahui, Warga berlarian menyelamatkan diri saat Gunung Semeru meluncurkan awan panas guguran pada Sabtu (4/12).

Peningkatan aktivitas gunung tertinggi di Pulau Jawa itu membuat beberapa desa di Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur, diliputi awan panas guguran dan hujan abu vulkanik.

“Minta doanya, kami berada di Desa Sumberwuluh, Candipuro, sekarang jam 15.00 WIB, Gunung Semeru meletus, keadaan sekarang ini gelap gulita,” kata seorang warga dalam rekaman video mengenai erupsi Semeru yang diunggah di platform media sosial.

Dalam keadaan gelap, warga desa di lereng Gunung Semeru berbondong-bondong mengungsi guna menghindari dampak awan panas guguran dan hujan abu.

Awan panas guguran dan hujan abu dari Gunung Semeru telah menyebabkan warga meninggal dunia dan terluka serta mengakibatkan permukiman dan fasilitas umum rusak.

Menurut data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang yang diperbarui pada Minggu (5/12) pukul 17.00 WIB, bencana alam itu menyebabkan setidaknya 14 orang meninggal dunia dan 69 orang terluka. Warga yang meninggal dunia dan terluka merupakan warga Kecamatan Pronojiwo dan Kecamatan Candipuro.

Kepala Bidang Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Kabupaten Lumajang Wawan Hadi Siswoyo mengatakan bahwa awan panas guguran Gunung Semeru juga menyebabkan 2.970 rumah dan 13 fasilitas umum rusak. Fasilitas umum yang rusak meliputi jembatan, sarana pendidikan, dan tempat ibadah.

Jembatan Gladak Perak yang menghubungkan Lumajang dengan Malang ambruk sehingga warga Kecamatan Pronojiwo dan Tempursari tidak bisa mengakses jalan menuju Kota Lumajang.

Kerusakan Gladak Perak membuat Pemerintah Kabupaten Lumajang kesulitan melakukan evakuasi dan menyalurkan bantuan bagi warga yang terdampak letusan Gunung Semeru di Kecamatan Pronojiwo.

Kondisi yang demikian memaksa Pemerintah Kabupaten Lumajang meminta bantuan dari Pemerintah Kabupaten dan Kota Malang untuk menangani korban bencana di wilayah itu.

Luncuran awan panas guguran dan hujan abu Gunung Semeru juga memaksa warga di Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo dan Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, mengungsi ke masjid, sekolah, kantor desa, serta tempat-tempat yang dianggap lebih aman.

Di Kecamatan Pronojiwo tercatat ada 305 warga yang mengungsi. Mereka mengungsi di SDN Supiturang 04, Masjid Baitul Jadid, SDN Oro Oro Ombo 3, SDN Oro Oro Ombo 2, Masjid Pemukiman Dusun Kampung Renteng, Balai Desa Oro Oro Ombo, Balai Desa Sumberurip, SDN Sumberurip, dan rumah kerabat.

Selain itu ada 409 warga yang mengungsi di Balai Desa Sumberwuluh, Balai Desa Penanggal, Balai Desa Sumbermujur, Dusun Kampung Renteng dan Dusun Kajarkuning di Desa Sumberwuluh, dan Kantor Camat Candipuro di Kecamatan Candipuro.

Di Kecamatan Pasirian juga ada 188 orang mengungsi. Mereka mengungsi di Balai Desa Condro, Balai Desa Pasirian, Masjid Baiturahman, dan Masjid Nurul Huda. (*)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *