Khusus Bunguran Timur, Masa Belajar Daring Diperpanjang

Indra Joni
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Natuna, Indra Joni diruanganya, Jalan Batu Sisir, Kecamatan Bunguran Timur, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau (Kepri). (Foto:Istimewa)

NATUNA – Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau kembali memperpanjang masa belajar dalam jaringan (Daring) siswa sekolah khusus di Kecamatan Bunguran Timur.

Disdik perpanjang masa belajar daring mulai Selasa (01/03) hingga Sabtu (05/02), untuk tingkat PAUD/RA, SD/MI, SMP/MTs se-Kecamatan Bunguran Timur.

Pihak Disdik menyatakan, kebijakan tersebut diambil akibat meningkatnya kasus COVID-19 diwilayah tersebut.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Natuna, Indra Joni mengatakan, pihaknya telah memperpanjang Surat Edaran (SE) tentang pelaksanaan belajar daring.

Sedangkan, untuk kecamatan lain masih belajar tatap muka seperti biasa.

Namun, lanjut Indra, pendidik dan tenaga Kependidikan tetap masuk sekolah selama kegiatan belajar dari rumah.

Baca juga: Kasus COVID-19 Meningkat, Pemkab Natuna Hentikan Belajar Tatap Muka

“Untuk surat resmi menyusul,” ucap Indra kepada awak media, Selasa (01/03).

Ia menjelaskan, kebijakan tersebut diambil guna menghambat penyebaran COVID-19 di wilayah tersebut.

Dimana diketahui Kecamatan Bunguran Timur, menjadi wilayah dengan tingkat infeksi COVID-19 tertinggi di Natuna.

”Hari ini di tanda tangan (Surat Edaranya),” pungkasnya.

Sementara itu, dari data Satuan Tugas (Satgas) penanggulangan COVID-19 Natuna, tercatat sebanyak 103 orang warga Natuna yang terpapar COVID-19 sejak Januari 2022 hingga saat ini.

Baca juga: Pemkab Natuna Buka Pendaftaran Open Bidding 10 Jabatan Eselon II

Jubir Satgas COVID-19 Natuna Hikmat Aliansyah, menjelaskan, hari ini ada 8 pasien Covid-19 dinyatakan sembuh dan telah selesai menjalani isolasi baik mandiri maupun terpadu.

Hikmat menjelaskan, virus varian omicron memiliki tingkat kesembuhan yang tinggi untuk itu masyarakat tidak perlu takut, terkait gejala yang dirasakan juga tidak terlalu berbahaya dari varian Alpha, Betha, dan Delta.

Dimana untuk varian Delta, lanjut Hikmat, gejala yang diderita pasien yang terpapar berupa sesak nafas, namun untuk varian Omicron hanya berupa lelah saja.

Meski demikian ia mengimbau masyarakat untuk tidak menganggap remeh dan mengabaikan protokol kesehatan.

“Untuk kasus COVID-19 varian Omicron memiliki karakteristik yang sangat tinggi jika dibandingkan dengan varian Alpha, Betha, dan Delta. Namun, dilihat dari gejalanya, varian Omicron ringan dan memiliki tingkat kesembuhan yang sangat tinggi dan kita jangan cemas lebih.ini tidak terlalu berbahaya tetapi jangan dianggap remeh” ungkap Hikmat.