Kisah Penjaga “Kampung Tengah” di KRI RE Martadinata

Sejumlah prajurit mengambil makanan di KRI RE Martadinata saat operasi pengamanan perairan perbatasan di wilayah timur Indonesia, pada Agustus 2021. (Foto: Antara)

Maluku – Di dek dua kapal perang KRI Raden Eddy Martadinata-331 ada ruang khusus dimana sejumlah prajurit harus selalu siaga meski sehari-hari tidak bersentuhan dengan senjata. Peran mereka kelihatan sepele namun krusial, menjaga perut alias “kampung tengah” seluruh awak kapal tetap diisi makanan bergizi dan tak sekadar kenyang.

Wartawan ANTARA mendapat kesempatan berlayar di KRI Raden Eddy Martadinata-331 (REM-331) saat operasi pengamanan perairan perbatasan di wilayah timur Indonesia, di bawah kendali Komandan Gugus Tempur Laut (Guspurla) Koarmada III Laksamana Pertama Retiono Kunto pada Agustus 2021. Kapal perang sigma frigate yang baru berusia empat tahun itu tidak hanya dilengkapi dengan persenjataan dan radar yang mumpuni, melainkan juga punya dapur yang canggih.

Dapur di KRI REM-331 itu agak tersembunyi, pintu masuk yang paling sering digunakan adalah melewati area prasmanan makanan untuk prajurit dan penyucian piring. Tidak jauh dari sana ada ruang yang disebut longroom untuk bintara dan tamtama, yang berfungsi sebagai ruang makan dan bersantai.

Baca juga: Sigap! Prajurit TNI AL Bantu Selamatkan Bagan Nelayan Hanyut di Natuna

Di dapur ada empat prajurit yang kewajibannya memasak, namun setiap saat selalu saja datang prajurit dari bagian lain membantu dengan sukarela. Dapur adalah tempat favorit kedua setelah buritan untuk prajurit bersantai setelah selesai tugas jaga, karena selalu ada makanan dan lebih hangat dibandingkan ruangan lain di kapal perang itu.

“Kita di dapur setiap hari memasak untuk 111 orang,” kata Sertu Bek Dody Jentiarso, juru perbekalan di KRI REM-331 yang disebut Babek, singkatan dari Bintara Perbekalan.

Selain Dody ada Babek II yaitu Serka Bek Rudi Hartono yang merangkap kepala bagian dapur dan Serda Bek/w Amalia Anggi Pratiwi, satu-satunya koki perempuan di dapur. Selain itu, ada Serda TTG Toto Hermanto yang diperbantukan (BKO) dari KRI Yos Sudarso-353. Mereka bergantian tugas 1×24 jam.

“Saya bangga bisa bertugas disini karena naik kelas. Karena tidak semua lulusan korps saya bisa mengawaki KRI REM-331 yang sekarang tercanggih,” kata pria yang kerap memakai topi pet saat memasak.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *