Komunitas Phonegraphy Natuna Promosikan Wisata dan Budaya Lewat Karya Foto

Komunitas Phonegraphy
Anggota Komunitas Phonegraphy Natuna saat memotret di pelataran Masjid Agung Natuna. (Foto:Muhammad Nurman/Ulasan.co)

NATUNA – Komunitas Phonegraphy Natuna, Kepulauan Riau (Kepri) aktif mempromosikan budaya hingga wisata di Natuna melalui karya foto.

Komunitas foto yang menggunakan kamera ‘smartphone’ tersebut, mampu menunjukkan eksistensi karya fotonya dengan memanfaatkan teknologi yang ada pada hape.

Untuk mempromosikan wisata alam dan budaya di Natuna, Komunitas Phonegraphy memanfaatkan platform media sosial seperti Instagram dengan menampilkan foto-foto yang menarik.

Dengan begitu, Komunitas Phonegraphy sekaligus mengajak generasi milenial untuk melestarikan budaya serta berperan dalam meningkatkan kunjungan wisata dan perekonomian di Natuna.

“Keberadaan kami di Komunitas Phonegraphy, untuk mengenalkan wisata alam yang ada di Natuna. Sehingga keindahan alam Natuna bisa dikenal luas,” ucap Hermandhes, salah satu anggota Phonegraphy di Masjid Agung Natuna, Kecamatan Bunguran Timur, saat mengambil gambar bersama rekannya, Sabtu (25/06).

Komunitas Phonegraphy saat ini memiliki anggota sebanyak 31 orang, dan kini usia komunitas tersebut sejak terbentuk sudah menginjak 2 tahun.

Setiap anggotanya memiliki genre atau style fotografi masing-masing.

Untuk hasil tidak perlu diragukan lagi, karya-karya mereka bisa dilihat di Instgram mereka dengan nama akun yakni natuna_phonegraphy.

Baca juga: Komunitas Skateboard Tanjungpinang Gelar Seleksi untuk Fornas Palembang

Setiap anggota tergabung dikomunitas ini, tentunya akan dibekali dengan pengetahuan dasar dalam pengambilan gambar menggunakan smartphone.

Sesama anggota pun saling bertukar informasi seputar wawasan fotografi, untuk menghasilkan foto yang baik dan layak untuk tampil di Instagram.

Setiap foto yang dibagikan juga sudah dipilih, dan melalui proses editor menggunakan aplikasi yang ada pada smartphone mereka masing-masing.

Hermandhes juga menyebutkan tujuan mengedit foto tersebut, untuk memperindah warna agar foto yang dihasilkan jauh lebih baik.

“Genrenya ada landscape, potrait, black and white, arsitektur semua gendre ada. Tujuan diedit lagi agar lebih tegas aja,” tuturnya.

Eni Rahayu anggota lainnya mengatakan, tujuan ia bergabung didalam komunitas untuk mengasah kemampuan dalam mengambil gambar.

Ia juga mengatakan, memilih Komunitas Phonegraphy dikarena alat yang digunakan mudah didapat dan lebih terjangkau untuk dibeli.

“Karena tidak menggunakan biaya yang mahal, kalau kamera kelas DSLR biayanya mahal,” ucapnya.

Para anggota berharap komunitas mereka semakin berkembang, dan diminati masyarakat luas.

“Semakin banyak yang bergabung akan semakin banyak tempat yang diabadikan dan dilihat orang luar,” ucapnya.