Konflik Rusia-Ukraina Kian Bahaya, Australia Evakuasi Kedutaan dari Kiev

Australia Bantu Beli Senjata Mematikan untuk Ukraina
Arsip-Perdana Menteri Australia Scott Morrison memberikan keterangan pers di Gedung Parlemen, di Canberra, Australia, Kamis (6/1/2022). ANTARA FOTO/AAP Image/Lukas Coch/via REUTERS/wsj.

Melbourne – Pemerintah Australia mengevakuasi kedutaan besarnya dari Kiev, karena situasi di perbatasan Rusia-Ukraina terus memburuk.

Staf kedutaan besar Australia di Kiev diarahkan ke kantor sementara di Lviv, sebuah kota di Ukraina barat yang berjarak sekitar 70 kilometer dari perbatasan dengan Polandia.

“Kami terus menyarankan warga Australia untuk segera meninggalkan Ukraina dengan cara komersial,” kata Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne dalam sebuah pernyataan pada Ahad (13/02).

Baca juga: Amerika Pilih Opsi Diplomatik Selesaikan Krisis Ukraina-Rusia

Sementara Perdana Menteri Australia, Scott Morrison mengatakan bahwa situasi di Ukraina mencapai tahap yang sangat berbahaya.

Dia menambahkan bahwa tindakan sepihak otokratis Rusia untuk mengancam dan menggertak Ukraina adalah sesuatu yang sepenuhnya dan sama sekali tidak dapat diterima.

Amerika Serikat dan Eropa meningkatkan peringatan mereka tentang serangan segera oleh Rusia di Ukraina.

Baca juga: Terpantau dari Satelit, Rusia Tambah Pasukan di Perbatasan Ukraina

Sementara Kremlin menolak tanggapan diplomatik bersama oleh Uni Eropa (EU) dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) terhadap tuntutannya untuk mengurangi ketegangan sebagai tindakan yang tidak sopan.

Rusia selama ini berupaya keras untuk mendapatkan lebih banyak pengaruh di Eropa pasca-Perang Dingin.

Selain mengevakuasi kedutaan besar Australia di Kiev, Morrison menyerukan kepada China untuk tidak tetap tenang dan diam mengenai krisis di Ukraina.

Baca juga: Erdogan Harap Rusia Tidak Menginvasi Ukraina

Morrison, yang pemerintahannya memiliki hubungan dingin dengan China, juga meminta Beijing untuk berbicara atas nama Ukraina setelah China mengkritik pertemuan para menteri luar negeri AS, Australia, Jepang dan India di Melbourne pekan lalu.

“Pemerintah China dengan senang hati mengkritik Australia, namun tetap diam terhadap pasukan Rusia yang berkumpul di perbatasan Ukraina,” kata Morrison dalam sebuah konferensi pers.

“Koalisi otokrasi yang kita lihat, yang berusaha untuk menggertak negara lain, bukanlah hal yang Australia anggap enteng,” ujar Morrison.

Hubungan antara Australia dan negara mitra dagang utamanya China memburuk setelah Canberra melarang Huawei Technologies beroperasi di jaringan internet 5G-nya pada 2018.

Selain itu, pemerintah Australia memperketat undang-undang terhadap campur tangan politik asing dan mendesak penyelidikan independen terhadap asal-usul COVID-19.