Korban Investasi Bodong di Dabo Singkep, Uang Tabungan Tiga Tahun Raib Ditelan Janji Manis

LINGGA – Harapan seorang gadis berusia 22 tahun asal Dabo Singkep untuk menyimpan hasil jerih payahnya dengan aman berujung pilu. Uang tabungan yang ia kumpulkan selama tiga tahun, justru lenyap setelah terjerat tawaran investasi bodong oleh mantan karyawan BNI Life, Safaringga.

Korban yang meminta identitasnya disamarkan dengan inisial E, menceritakan bahwa awalnya ia hanya ingin menyimpan uangnya di Bank BNI Dabo Singkep, Cabang Tanjungpinang, karena khawatir uangnya tidak aman jika disimpan di rumah.

Namun saat berada di bank, ia bertemu Safaringga yang memperkenalkan diri sebagai mantan karyawan BNI Life dan menawarkan investasi dengan iming-iming keuntungan 20 persen.

“Tergiur dengan keuntungan yang besar, saya ikut. Pertama saya invest Rp10 juta, lalu saya tambah lagi Rp10 juta, dan terakhir Rp12,5 juta. Totalnya jadi Rp32,5 juta. Kami percaya karena semua transaksinya dilakukan di Bank BNI,” kata E kepada ulasan.co, Sabtu (19/4/2025).

Namun dari keseluruhan uang yang diinvestasikan, korban hanya menerima satu kali pembayaran sebesar Rp300 ribu pada awal tahun 2025, sementara investasinya dimulai sejak akhir 2024.

“Sisanya tidak pernah saya terima. Setiap saya minta kejelasan, pelaku selalu beralasan. Pernah saya telepon, dia bilang sabar dulu,” ungkap E.

Korban mengaku baru mengetahui bahwa dirinya menjadi korban investasi bodong setelah membaca berita dan unggahan di media sosial. Ia pun belum memberitahu orang tuanya karena takut dimarahi.

“Orang tua saya tidak tahu. Kalau sampai tahu, habislah saya,” katanya dengan nada sedih.

E mengaku uang tersebut ia kumpulkan dari hasil kerjanya sebagai karyawan toko roti di Dabo Singkep selama tiga tahun.

“Gaji saya kecil, makanya saya kumpul pelan-pelan. Tapi malah ditipu seperti ini,” tambahnya lirih.

Kasus ini menjadi bagian dari skema investasi bodong yang diduga melibatkan puluhan korban dengan kerugian mencapai miliaran rupiah. Hingga kini, proses hukum masih berjalan dan para korban berharap uang mereka dapat dikembalikan.