Korsel Tidak Berikan Prototipe Jet Tempur KF-21 Kepada Indonesia, Kenapa?

Prototipe jet tempur KF-21 'Boramae' ke-5 (seri 005) telah diperlihatkan selama kunjungan Presiden Yoon Suk-yeol ke fasilitas Korea Aerospace Industries (KAI) pada 24 November 2022 lalu. (Foto:koreadefence)

JAKARTA – Hingga saat ini lika-liku proyek patungan pengembangan pesawat tempur antara Korea Selatan (Korsel) dengan Indonesia berlabel KF-21 ‘Boramae’ masih menuai kontroversi.

Kabar terbarunya, Korsel selaku pilot project pengembangan KF-21 ‘Boramae’ menyatakan, tidak akan menyerahkan prototipe pesawat tempur KF-21 kepada Indonesia seperti yang direncanakan.

Prototipe jet tempur KF-21 ke-5 (seri 005) resmi diperlihatkan, saat kunjungan Presiden Korsel Yoon Suk-yeol ke fasilitas Korea Aerospace Industries (KAI) 24 November 2022 kemarin.

Rencananya, prototipe KF-21 005 ini dimaksudkan untuk Indonesia. Nantinya, KF-21 005 generasi 4,5 itu akan diserahkan kepada PT Dirgantara Indonesia (PTDI) di Bandung.

Hal itu disebabkan, karena adanya penundaan pembayaran oleh Indonesia yang terus berlanjut untuk bagian program KF-X/IF-X. Sehingga prototipe KF-21 005 tidak akan diserahkan ke Indonesia.

Prototipe KF-21 005 yang telah dipajang tersebut, kemungkinan akan digunakan oleh Angkatan Udara Republik Korea (RoKAF) untuk diuji penerbangannya sendiri, seperti diberitakan oleh Blog Korea Defense.

Dengan demikian sudah terjawab, mengapa stiker bendera Indonesia tak lagi menempel di bodi prototipe KF-21 005 yang ramai diperbincangkan oleh netizen di jagat maya.

Sebaliknya, Indonesia akan memenuhi syarat untuk menerima KF-21 005 ini bila telah menyelesaikan masalah keuangan, dengan melakukan pembayaran penuh atas bagian dari program KF-X/IF-X.

Baca juga: Lockheed Tunda Produksi F-16 Viper, Bulgaria Cari Jet Tempur Sewaan
Tampak stiker bendera Indonesia pada bagian bodi depan jet tempur KF-21 ‘Boramae’ ditutupi stiker putih bersebelahan dengan stiker bendera Korsel yang menimbulkan banyak spekulasi netizen mengenai kerjasama RI-Korsel untuk pengembangan jet tempur generasi 4,5. (Foto:koreadefence)

Pada pemberitaan sebelumnya, Indonesia dikabarkan telah membayar sebagian dari biaya pengembangan KF-X/IF-X. Jumlahnya KRW 9,41 miliar atau setara 6,63 juta dolar AS, mengutip laporan Janes.

Sebelumnya pihak Administrasi Program Akuisisi Pertahanan (DAPA) Korea Selatan telah mengatakan, bahwa Indonesia akan berkomitmen kembali untuk mendanai 20 pesen dari biaya pengembangan KF-21 hingga tahun 2026.

Struktur asli KF-21 telah disepakati oleh Korea Selatan dan Indonesia pada tahun 2015. Dimana, kedua negara bersama-sama menginvestasikan KRW8,8 triliun (6,2 miliar dolar) untuk mengembangkan KF-21.

Selanjutnya, pembayaran akan dilakukan oleh Indonesia hingga tahun 2028, tetapi Jakarta sempat menghentikannya pada tahun 2019.

Dengan Indonesia membayar 20 persen dari biaya pengembangan, maka Indonesia akan mendapatkan akses ke teknologi, keahlian, dan opsi untuk membeli pesawat.

Dalam proyek pengembangan KF-21 ini, disepakati PTDI akan mendapatkan satu prototipe jet Boramae tersebut untuk keperluan uji dan penelitian.

Baca juga: Negara NATO Tak Sanggup Lagi Kirim Bantuan Senjata untuk Ukraina