ANAMBAS – Semangat membara ditampilkan oleh tim Kuala Maras FC di ajang perhelatan persepakbolaan tingkat kabupaten dalam rangka merebut piala Asosiasi Kabupaten Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia Anambas (Askab PSSI Anambas).
Pluit wasit berbunyi keras pertanda dimulainya pertandingan. Pada babak pertama tim Mengkait FC hampir berhasil menguasai bola. banyak peluang sengit terjadi namun Kuala Maras FC berhasil menangkis serangan dengan lincah.
Serangan demi serangan pun terjadi dibabak kedua. Saling halau menghalau bola, ke dua tim menampilkan skil masing-masing di hadapan ribuan penonton yang datang dari berbagai penjuru kabupaten Anambas di lapangan sepak bola Sulaiman Abdullah, Tarempa.
Terdengar wasit meniup pluit panjang hingga pertandingan berakhir dengan skor 0-0 di waktu normal. Pertandingan pun harus di tempuh dengan adu penalti. Kedua tim menyiapkan penendang terbaiknya masing-masing lima orang.
Momen bersejarah pun tercipta, dengan skill luar biasa empat orang penendang terbaik dari tim Kuala Maras FC berhasil menjebol gawang pertahanan tim Mengkait FC, satu orang tidak jebol.
Sementara itu tiga orang pemain terbaik dari tim Mengkait FC berhasil menjebol lubang gawang tim Kuala Maras FC dua orang tidak jebol. Kuala Maras FC lolos menyingkirkan tim kesebelasan Mengkait FC yang berkahir dengan adu penalti hingga dinyatakan wasit dengan skor 4-3, berhasil lolos untuk fase selanjutnya.
Ajang paling bergengsi se-Kabupaten ini pun dihadiri oleh Bupati Aneng dan Ellisya yang akrab disapa Kak Ica Anggota DPRD Anambas dari Partai Demokrat. Ia menyampaikan apresiasi yang mendalam atas pertandingan berlangsung dengan penuh semangat sportivitas kepada kedua tim.
“Kuala Maras FC telah berlaga dengan penampilan skill terbaiknya, penuh kekompakan dan kerja sama. Begitu juga dengan Mengkait FC telah menunjukkan permainan terbaiknya. Ke dua tim sangat luar biasa,” ucapnya.
Turnamen Askab PSSI Anambas ini, tambah Kak Ica, bukan hanya ajang menang ataupun kalah, namun yang paling penting dijadikan sebagai ajang mempererat persaudaraan yang kokoh bagi masyarakat Anambas. “Kita semua bersaudara,” tutup Kak Ica.


















