Kualitas Kedelai Lokal Kurang Diminati Produsen Tahu Tempe, Kementan Upayakan Perbaikan

Kualitas Kedelai Lokal Kurang Diminati Produsen Tahu Tempe, Kementan Upayakan Perbaikan
Ilustrasi: Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Boyolali Bambang Jiyanto, disela acara panen tanaman kedelai bersama Kelompok Tani Pangudi Luhur di Desa Banyusri Kecamatan Wonosegoro Boyolali, Rabu (26/08/2020). (ANTARA/Bambang Dwi Marwoto)

Sebelumnya diberitakan, pengusaha pabrik tahu harus mengakali produksi biar tak rugi setelah harga kedelai mengalami kenaikan. Salah satunya usaha pabrik tahu milik Wiro di Batam, Kepulauan Riau.

“Produksi kami tergangu karena bahannya mahal, kedelai naik tinggi. Sekarang kami pandai-pandai mengakalinya. Kami perkecil barangnya, tapi tidak menurunkan kualitasnnya,” kata Wiro di Batam, Senin (21/02).

Wiro mengatakan, sampai hari ini harga kedelai berkisar Rp585 ribu per 50 kilogram. “Dulu Rp500 ribu, sekarang sudah Rp585 ribu, mau tak mau kami harus lanjut produksi,” kata dia.

Kedelai yang mereka gunakan untuk produksi merupakan kedelai impor dari Malaysia. “Kami ambil dari luar, harga mahal, tapi kualitas bagus. Malaysia ambil dari Amerika dan Kanada,” katanya.

Wiro mengakui, pabrik tahu miliknya, sampai saat ini masih bertahan dengan memproduksi 10 karung per hari.

“Kami jualnya per box. Isinya 500-an. Satu box harganya Rp130 ribuan,” kata Wiro. (*)