Lama Mati Suri, Erick Thohir Bubarkan Tiga Perusahaan BUMN

Lama Mati Suri, Erick Thohir Bubarkan Tiga Perusahaan BUMN
Menteri BUMN Erick Thohir. ANTARA/HO-Kementerian BUMN/am.

JAKARTAMenteri BUMN, Erick Thohir mengkaji (review) empat perusahaan BUMN lainnya yang akan dibubarkan setelah pembubaran tiga BUMN yang sudah lama tidak beroperasi yakni PT Kertas Kraft Aceh, PT Industri Gelas (IGLAS) dan PT Industri Sandang Nusantara.

“Kita juga sedang mengkaji beberapa perusahaan BUMN lainnya yang ada di Holding Danareksa-PPA yang mana dari 7 BUMN, tiga BUMN sudah selesai (dibubarkan) sehingga masih terdapat empat BUMN lagi,” ujar Erick Thohir dalam konferensi pers daring pembubaran tiga BUMN di Jakarta, Kamis (17/3).

Baca juga: Erick Thohir Ungkap Rencana Pangkas BUMN Jadi 37

Menurut Erick, perusahaan-perusahaan BUMN yang dibubarkan ini sudah tidak beroperasi sejak lama, dan tentu tidak mungkin sebuah perusahaan yang tidak beroperasi lama tetapi terus didiamkan. Apalagi tidak ada kepastian untuk karyawannya, ini juga hal yang tidak baik.

Di samping itu kalau BUMN ini tidak menjadi daripada klaster atau bagian dari model bisnis yang Kementerian BUMN konsolidasikan, Kementerian BUMN sangat terbuka terhadap perusahaan BUMN seperti ini untuk dibubarkan.

Selain Kertas Kraft Aceh, Industri Sandang Nusantara dan PT IGLAS yang dibubarkan, adapun empat perusahaan BUMN lainnya di bawah Holding Danareksa-PPA yang akan dibubarkan oleh Kementerian BUMN antara lain Merpati Nusantara Airlines, Istaka Karya, PT Kertas Leces dan PT Pembiayaan Armada Niaga Nasional (PANN).

“Jadi yang empat BUMN lainnya pada intinya masih ada proses, apalagi seperti Istaka Karya dan Merpati Nusantara Airlines itu terdapat homologasi. Sedangkan dua BUMN lainnya hanya proses administrasi seperti tiga BUMN yang sudah dibubarkan,” kata Erick Thohir

Baca juga: Erick Thohir Ingin Kolaborasikan Mobil Listrik Buatan Unila dengan Pindad

Pembubaran juga akan dilakukan dan terus didorong oleh Kementerian BUMN terhadap anak dan cucu perusahaan BUMN yang jumlahnya mencapai ratusan perusahaan.

“Kita tidak mau pembentukan anak cucu perusahaan BUMN tersebut hanya mengurangi daripada profit BUMN sebagai turunan yang dibentuk hanya untuk menyedot keuntungan,” ungkapnya.

Padahal, tambah Erick, pihaknya ingin mendorong sebanyak-banyaknya pendapatan untuk diberikan kepada negara. Hal ini supaya negara bisa memiliki program-program yang bisa mendukung masyarakat pada situasi pangan, energi, ataupun ketidakpastian rantai pasok yang saat ini dialami oleh seluruh dunia.

“Kita harus melakukan itu karena tidak mungkin pemerintah hanya mendapatkan pemasukan dari pajak saja,” imbuhnya.

Dalam kesempatan sama, Direktur Utama PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) Yadi Jaya Ruchandi menyampaikan bahwa dua dari empat BUMN yang akan dibubarkan seperti Merpati Nusantara Airlines dan Istaka Karya terdapat perjanjian homologasi.

“Terkait empat BUMN lainnya, mungkin seperti Istaka Karya dan Merpati Nusantara Airlines karena sudah terdapat perjanjian homologasi yang kita harus mengikuti proses pengadilan yang ada sehingga ada jalurnya yang mengatur hal tersebut. Memang pada ujungnya kita akan melakukan pembubaran atas BUMN-BUMN tersebut,” kata Yadi.