Lebaran Idulfitri 2024 Versi Pemerintah dan Muhammadiyah Bakal Bersamaan 10 April

Ilustrasi Rukyatul Hilal menentukan puasa Ramadan. (Foto:Dok/NU)

JAKARTA – Kementerian Agama (Kemenag) RI akan menggelar Sidang Isbat untuk menentukan 1 Syawal atau Lebaran Idulfitri 1445 Hijriah hari ini, Selasa 09 April 2014.

Adapun hasilnya diperkirakan, lebaran antara versi pemerintah dengan Muhammadiyah bakal bersamaan karena jatuh di tanggal yang sama.

“Untuk Sidang Isbat tetap kami laksanakan pada tanggal 9 April 2024,” ujar Wakil Menteri Agama, Saiful Rahmat Dasuki usai Rapat Koordinasi Lintas Sektoral Operasi Ketupat 2024, Senin Maret 2024.

Dia memprediksi, hari Raya Idulfitri akan jatuh pada 10 April 2024 alias sama dengan Muhammadiyah. Namun, prediksi tersebut bakal dikonfirmasi kembali dengan sidang Isbat yang digelar hari ini, Selasa 09 April 2024.

“InsyaAllah Hari Raya Idulfitri akan dirayakan secara bersama-sama bagi seluruh umat Muslim di Indonesia. Tapi nanti akan kami konfirmasi lagi untuk melakukan sidang Isbat di Jakarta,” jelas dia.

Munculnya potensi kesamaan lebaran lantaran terpenuhinya syarat minimal hilal di kriteria MABIMSĀ (Menteri-menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura) yakni tinggi hilal minimal 3 derajat dan elongasi atau jarak sudut Bulan-Matahari minimal 6,4 derajat.

Dengan demikian kriteria Wujudul Hilal tersebut, Muhammadiyah pun tak ambil pusing dengan angka minimal hilal. Adapun yang penting adalah sudah bernilai positif hasil hitung atau hisab tanpa perlu pengamatan (rukyat).

Sementara hitungan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap hilal 10 April telah memenuhi syarat Idulfitri versi MABIMS.

Hasil hisab BMKG itu menunjukkan bahwa ketinggian hilal di Indonesia saat Matahari terbenam 9 April berkisar antara 4,88 derajat di Merauke, Papua; sampai dengan 7,63 derajat di Sabang, Aceh.

Elongasi geosentris di Indonesia ketika Matahari terbenam pada 9 April berkisar antara 8,39 derajat di Merauke, Papua; sampai dengan 10,22 derajat di Sabang, Aceh.

Senada, Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Antariksa (BRIN) Thomas Djamaluddin memprediksi kondisi Bulan baru di Jakarta pada 9 April 2024 sudah mencapai ketinggian 6,3 derajat dan elongasi 8,9 derajat.

Persamaan awal bulan Syawal ini berbeda dengan kondisi penentuan awal Ramadan 1445 H.