Legislator Kepri Kritisi Penyekatan Jalan Simpang Melayu Kota Piring

Tanjungpinang – Anggota DPRD Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) Rudy Chua minta pemerintah mengkaji ulang soal penutupan kembali jalan di simpang Melayu Kota Piring (MKP), Kilometer 8, Kota Tanjungpinang.

Dari pengamatan Rudy Chua, penutupan jalan di lampu merah simpang Melayu Kota Piring itu tidak terlihat adanya mengurangi volume lalu lintas kendaraan, seperti keinginan pemerintah.

Ia menilai penutupan jalan itu malah banyak menimbulkan dampak cukup besar ke masyarakat.

“Kami mencoba untuk mengerti masalah penyekatan jalan itu, beberapa hal. Pertama penerapan PPKM ini untuk membatasi gerak masyarakat. Tapi sejauh ini kami melihat tidak ada mengurangi volume lalu lintas kendaraan,” kata Rudy Chua saat dihubungi Ulasan belum lama ini.

Baca juga: Simpang Melayu Kota Piring Mendadak Disekat Lagi, Bikin Pengendara Geram dan Terpaksa Putar Balik

Menurut Rudy Chua, masyarakat yang berdomisili daerah Km 8, terpaksa harus memutar jauh, bila beraktivitas pulang-pergi kerja dan berbelanja di kawasan Bintan Center.

“Ini juga akan berpengaruh terhadap pengeluaran biaya bahan bakar, itu memutar lumayan jauh. Kami minta kepada pemerintah agar menjadi pertimbangan soal penutupan jalan ini,” tegasnya.

Politisi Partai Hanura ini menuturkan, penutupan jalan itu sangat memberatkan masyarakat yang mengalami keterpurukan
ekonomi ditengah pandemi ini. Sebab katanya, masyarakat harus mengeluarkan biaya bahan bakar tambahan bila setiap hari beraktivitas.

“Kalau sekali tidak apa, ini setiap hari, mereka kan harus kerja dan sebagainya,” pungkasnya.

Dari pantau Ulasan.co, penyekatan jalan di simpang Melayu Kota Piring ini sempat dibuka pada, Selasa (10/08) pagi. Namun sorenya kembali ditutup oleh petugas.

Masyarakat yang sudah terlanjur melewat jalur penutupan terpaksa memutar balik arah. Mereka pun terlihat menggerutu adanya penutupan jalan secara mendadak tersebut.

Salah satu pengendara, Eva mengeluhkan adanya penutupan jalan secara mendadak tersebut. Menurutnya, jika jalan itu di lakukan penuputan semestinya ada pemberitahuan atau petugas yang menjaga setelah di Jalan setelah lampu merah SPBU Sei Carang.

“Tadi siang bisa lewat, lihat itu ha banyak motor. Jadi kami belawan arah kalau bertabrakan macam mana,” keluhnya.

Pewarta: Afriadi
Redaktur: Albet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *