Legislator Kepri Minta Pemda Siapkan Bantuan untuk Warga Terdampak Limbah Hitam

Laut Batam Tercemar Limbah Hitam
Limbah hitam mencemari kawasan pesisir Batam, Kepulauan Riau. (Foto: Muhammad Islahuddin)

BATAM – Pemerintah daerah (pemda) diminta menyiapkan bantuan bagi warga yang terdampak pencemaran limbah hitam di sejumlah pesisir Kepulauan Riau (Kepri), seperti di Batam dan Kabupaten Bintan.

“Saya kira perlu adanya bantuan untuk masyarakat. Karena mereka tidak melaut atau mencari nafkah,” kata Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), Wahyu Wahyudin, Kamis (04/05).

Ia menjelaskan, limbah hitam yang diduga Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) itu sangat merugikan masyarakat. Pasalnya, pariwisata sekitar akan mati suri karena alam yang rusak dan tidak dapat dinikmati masyarakat.

Ditambah dengan penderitaan para nelayan yang tidak bisa melaut karena alat tangkapnya terkena limbah, serta potensi ikan yang akan berkurang.

“Ini tidak mungkin bisa sebentar membersihkannya. Bisa sebulan, dua bulan, atau bahkan lebih,” kata Wahyu.

Ia melanjutkan, Aparat Penegak Hukum (APH) harus menelusuri sumber pasti dan pihak yang bertanggungjawab atas hal tersebut.

Untuk itu, Wahyu mengaku akan berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP), maupun instansi terkait untuk tindak lanjut dari pencemaran tersebut.

“Semoga bisa pulih kembali agar nelayan bisa kembali melaut dan wisata ini bisa kembali beroperasi karena pasti akan tutup pantainya,” tambah politisi PKS itu.

Baca juga: Tim Gabungan Usut Sumber Limbah Hitam Cemari Laut Batam

Sebelumnya, Direktorat Reserse Khusus (Direskrimsus) Polda Kepulauan Riau (Kepri) menyebut sumber limbah hitam mencemari pesisir Kampung Melayu, Batam, berasal dari kebakaran kapal di Perairan Malaysia.

“Minyak itu diperkirakan tumpahan over limit di perairan Malaysia terbawa ke sini. Minyak itu dari kapal terbakar di perairan Malaysia. Kapal terbakar,” kata Direskrimsus Polda Kepri, Kombes Pol Nasriadi, Rabu (03/05).

Dugaan itu diketahui dari monitor satelit. Kapal itu merupakan kapal MT Pablo berbendera Gabon dengan rute China – Singapura. Limbah diduga bahan beracun dan berbahaya (B3) cair pun mencemari laut hingga ke Kota Batam.

Dari hasil Satelit Print pada tanggal 30 April 2023, ada tiga lokasi tumpahan minyak yang berada di out port limit (OPL) timur dengan luasan estimasi tumpah 13,70 Km menurut perkiraan kejadian cemaran di garis pantai batu besar punya hubungan dengan tumpahan yang terjadi di OPL timur.

Ia memastikan, limbah tersebut bukan berasal dari kapal besi tua yang kemarin ramai diberitakan. Saat ini kepolisian akan berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup untuk membersihkan limbah menggunakan absorbent pad. (*)

Ikuti Berita Lainnya di Google News