Legislator Kepri Sebut COVID-19 Tak Pengaruhi Aktivitas Nelayan Pesisir

Legislator Kepri Sebut COVID-19 Tak Pengaruhi Aktivitas Nelayan Pesisir
Nelayan tradisional di Perairan Kawal, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau. (Foto: Antara)

Tanjungpinang – Anggota DPRD Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) Khazalik menyebutkan, pandemi COVID-19 di Kepri tidak mempengaruhi aktivitas nelayan pesisir untuk pergi melaut menangkap ikan.

“Tidak ada istilah PHK bagi nelayan. Berbeda dengan karyawan perusahaan, ada yang dipecat atau dirumahkan imbas COVID-19,” kata Khazalik, di Tanjungpinang, Minggu (26/9).

Kendati demikian, Khazalik yang baru saja merampungkan reses di Daerah Pemilihan Kabupaten Bintan dan Lingga itu menyampaikan, saat ini harga jual hasil tangkapan nelayan pesisir mengalami penurunan.

Hal itu tidak terlepas dari turunnya permintaan pasar yang dipicu pandemi COVID-19 masih berlangsung sampai hari ini.

Baca juga: Nelayan di Natuna Utara Perlu Disubsidi untuk Eksploitasi ZEE

Bahkan di masa awal pandemi, penampung enggan membeli hasil tangkapan nelayan, dan sebagian besar memilih berhenti buat sementara waktu karena harga komoditas laut itu terjun bebas.

“COVID-19 memicu rumah makan dan hotel banyak tutup. Alhasil, permintaan ikan segar hasil tangkapan nelayan menurun,” ujarnya pula.

Belakangan ini, kata legislator Kepri itu, tingkat penjualan hasil tangkapan nelayan sedikit mengalami kenaikan. Sebab, sektor bisnis rumah makan/restoran secara bertahap mulai beroperasi kembali seiring penyebaran kasus COVID-19 di daerah setempat turun signifikan.

Hasil tangkapan nelayan pesisir mulai terserap untuk memenuhi kebutuhan usaha rumah makan hingga perhotelan.

“Alhamdulillah, di Tanjungpinang dan Batam aktivitas usaha rumah makan dan hotel berangsur normal. Di beberapa kawasan resort belum beroperasi seperti biasa, misalnya di Bintan,” ujar Khazalik pula.

Baca juga: Poros Maritim Dunia Harus Jaga Nelayan Tradisional

Dia turut mengimbau agar para nelayan kawasan pesisir tetap bisa menata manajemen keuangan rumah tangga, agar tetap bisa bertahan hidup menghadapi arus pandemi COVID-19 yang belum diketahui kapan akan berakhir.

“Semoga pandemi cepat berlalu agar warga pada umumnya, khususnya nelayan dapat hidup lebih sejahtera,” katanya menegaskan.

Dengan geografis 96 persen wilayah laut, sebagian warga di Kepulauan Riau berprofesi nelayan dan menggantungkan hajat hidupnya dengan menangkap ikan di laut.

Pewarta: Antara
Editor: Albet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *