Lurah Penyengat Pastikan Pompong Tidak Tenggelam Ditengah Laut

TANJUNGPINANG – Lurah Penyengat, Luki mengklarifikasi kronologi kejadian terbaliknya kapal pompong di pelantar Senggarang Kota Tanjungpinang, Senin 1 September 2025.

Luki mengatakan, kejadian sekira pukul 09.20 Wib, saat angin kencang disertai hujan lebat. Namun pemberitaan yang menyebutkan tenggelam ditengah laut, tidak benar adanya.

Baca Juga: Begini Kronologi Pompong Penyengat Terbalik Akibat Cuaca Ekstrem

“Kejadian pukul 09.20 Wib dan peristiwa itu bukan ditengah laut. Pompong itu masih bersandar di pelantar. Karena angin, jadi oleng,” kata dia saat dihubungi.

Ia menyebut, staff yang ikut di pompong kelurahan itu, sebelumnya melaksanakan apel pagi di kantor camat dan hendak pulang ke kelurahan.

Lebih lanjut ia menyampaikan, korban sempat dibawa ke puskesmas karena mengalami trauma. Namun sejak sore sudah dibawa ke rumah masing-masing.

“Alhamdulillah semua sudah pulang. Tapi tadi mereka sempat trauma karena kejadian itu,” singkatnya

Terpisah, Ketua Organisasi Penambang Perahu Motor (OPPM), Razali menyampaikan klarifikasi, bahwa pompong yang mengalami insiden tersebut merupakan pompong milik Kelurahan Penyengat.

“Fakta yang benar, pompong itu milik Kelurahan Penyengat. Bukan milik pribadi warga atau penambang pompong umum di Pulau Penyengat,” Razali menyampaikan dalam rilis resmi, Senin 1 September 2025.

Baca Juga: Pompong Penyengat Terbalik Dihantam Angin Kencang, Penumpang Panik!

Razali juga kembali meluruskan terkait dampak informasi atas insiden tersebut, yang berpotensi menimbulkan salah persepsi publik. Ia tidak ingin, yang ditangkap publik seolah-olah seluruh penambang pompong di Penyengat tidak mengutamakan keselamatan.

“Padahal, masyarakat penambang pompong selama ini sangat menjaga aspek keselamatan penumpang dan menjadi tulang punggung transportasi tradisional antar-pulau,” tegasnya.

Selain itu, Razali menegaskan bahwa OPPM sangat menyayangkan adanya pemberitaan yang kurang cermat dalam verifikasi fakta. Karena menurutnya, dapat merugikan citra dan nama baik masyarakat Pulau Penyengat.

“Kami juga mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama mendukung keselamatan transportasi laut tradisional serta menjaga nama baik Pulau Penyengat sebagai kawasan bersejarah dan tujuan wisata budaya,” pungkasnya.

Ikuti Berita Ulasan.co di Google News