Budi Diseret dan Dipukuli Oknum, Mahasiswa Desak Kapolda Kepri untuk Usut Sampai Tuntas

Budi Prasetyo, mahasiswa UMRAH yang juga menjabat sebagai Sekjend di Gerakan Pemuda Melayu Kepulauan Provinsi Kepri (Garuda Melaka)

Tanjungpiang, Ulasan.co– Mahasiswa se-Tanjungpinang-Bintan mendesak Kapolda Kepri untuk mengusut tuntas dugaan pelanggaran HAM pada aksi tolak Omnimbus law di Kepri, Kamis (8/10) lalu.

Didalam Video yang beredar dikalangan masyarakat tampak beberapa orang mahasiswa diamankan dan di pukuli yang diduga dilakukan oleh oknum aparat pengamanan yang menimbulkan reaksi kemarahan publik, video itu menjadi viral di media sosial.

Budi Prasetyo, mahasiswa UMRAH yang juga menjabat sebagai Sekjend di Gerakan Pemuda Melayu Kepulauan Provinsi Kepri (Garuda Melaka), tampak dengan jelas ia diseret dan dipukuli oleh oknum yang di duga aparat pengaman yang sampai saat ini identitas dari oknum tersebut masih dicari dikalangan masyarakat.

Bahkan tidak sedikit dari kalangan masyarakat yang mengecam tindakan represif dari oknum tersebut.

Hal senada, turut disampaikan oleh Erik Kantona selaku Ketua Gerakan Pemuda Melayu Kepulauan (Garuda Melaka Provinsi Kepri), yang juga berperan sebagai Jenlap dalam aksi demontrasi tersebut.

“Kami sangat tidak terima rekan kami dilakukan seperti ini, ini sudah tidak manusiawi. sedikitpun tidak ada belaskasihan terhadap kami, rekan kami di seret dan dihajar seperti menyeret dan memukul binatang. Inikah balasan yang kami dapatkan ketika kami menyampaikan aspirasi Rakyat, inikah yang kami dapatkan dari negara ketika kami ingin berjumpa dengan wakil Rakyat kami,” ujar Erik.

Erik juga menyatakan bahwa rekannya Budi Prasetyo akan segera membawa persoalan ini ke ranah hukum, Budi akan melaporkan oknum-oknum tersebut dan mendesak pihak Kepolisian khusus nya Propam/Polda Kepulauan Riau untuk segera mengusut tuntas dan memberikan Sanksi Hukum yang tegas terkait persoalan ini.

“Dan kami dari mahasiswa juga meminta Kepada Lembaga Adat Melayu LAM Kepulauan Riau untuk angkat bicara terkait persoalan ini. Karena mahasiswa yang di pukuli merupakan masyarakat Melayu Asli kepulauan Riau. Mengapa kami di perlakukan seperti ini di tanah kelahiran kami. Dan kami meminta LAM kepri untuk angkat bicara,” tegas Erik.

Pewarta: Engesti

Editor: Redaksi