Mahasiswa Desak Pemko Tanjungpinang Perhatikan Pasien Isoman

Lokasi Pemakaman Pasien COVID-19 di Tanjungpinang. (Foto: Muhammad Chairuddin)

Tanjungpinang – Sejumlah mahasiswa meminta Pemerintah Kota (Pemko) Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri) memperhatikan pasien isolasi mandiri (Isoman) COVID-19. Pasalnya banyak pasien isoman meninggal dunia.

Mahasiswa yang tergabung dalam berbagai organisasi mahasiswa di Kota Tanjungpinang mendesak pemerintah lebih mempehatikan kondisi para pasien Isoman.

Kader Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Tanjungpinang-Bintan Dedi Irwansyah menilai pasien isoman saat ini kurang mendapatkan perhatian dari Pemko Tanjungpinang. Ia melihat selama ini tidak ada pemeriksaan secara intens yang dilakukan oleh tenaga kesahatan dari Pemko Tanjungpinang kepada setiap warga isoman di kediamannya masing-masing.

“Masyarakat yang isolasi mandiri di rumah, seperti tidak diperhatikan. Tidak ada pihak pemerintah yang datang dan melakukan pemeriksaan,” jelasnya di Sekretariat GMNI Tanjungpinag-Bintan, Jumat (23/07).

Dengan kondisi itu ia sangat menyayangkannya. Dedi meminta agar Pemko Tanjungpinang dapat memfasilitasi kebutuhan masyarkat yang menjalani isolasi mandiri.

Sejalan dengan itu, Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Tanjungpinang-Bintan Muhammad Safar mengaku sangat menyayangkan tingginya angka kematian pasien Isoman. Terlebih lagi tidak adanya pengecekan secara intens yang dilakukan oleh pemerintah setempat.

“Berdasarkan media hari ini, dan diamini oleh koordinator prokes Pemko serta Kadinkes Kepri bahwa banyak masyarakat isoman yang meninggal serta tidak ada pengecekan intens dari tenaga kesehatan. Hak itu sangat kami sayangkan,” tuturnya.

Ia pun meminta agar Pemko Tanjungpinang dapat melakukan pengawasan serta perawatan terhadap para pasien yang menjalani isolasi mandiri. Menurutnya, pasien isoman tidak boleh dibebankan terutama untuk pembelian obat dan suplemen lainnya.

“Bahkan pasien isoman ini membeli obatnya sendiri ke apotek. Ini sangat kita sesalkan. Di masa PPKM ini, malah memberatkan pasien isoman,” jelasnya.

Hal serupa juga diucapkan oleh Ketua Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Tanjungpinang-Bintan, Elia Anasthasia. Menurutnya, pasien isoman harus mendapatkan perhatian walaupun dinyatakan sehat.
Elia menconthkan, salah seorang anggotanya yang sedang menjalani isoman tidak mendapatkan perhatian dari Pemko Tanjungpinang.

“Anggota kami ada juga yang Isoman. Tapi tidak ada tim nakes dari pemko yang berkunjung ke anggota kami,” tuturnya.

“Seharusnya pemko itu harus paham tugas dan fungsinya. Masyarakat isoman butuh mereka. Tidak bisa mereka mengakomodir kebutuhan sendiri. Satgas juga harus turun ke masyarakat itu,” tegas Elia. (*)

Pewarta: Muhammad Chairuddin
Redaktur : Muhammad Bunga Ashab