TANJUNGPINANG – Mahasiswa Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) merasa dikhianati anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kepulauan Riau (DPRD Kepri) saat unjuk rasa menolak kenaikan bahan bakar minyak (BBM).
Presiden Mahasiswa (Presma) UMRAH, Alfi Riyan Syafutra mengatakan, saat mahasiswa unjuk rasa menolak wacana kenaikan harga BBM, tidak ada satu orang pun anggota dewan datang menemui mahasiswa. Alfi Riyan menuturkan, dengan tidak diterimanya mereka dengan baik, mereka menyampaikan mosi tidak percaya.
Lebih lanjut Alfi menyampaikan, mereka akan melaksanakan aksi lanjutan dengan mengundang seluruh mahasiswa di Tanjungpinang dan Bintan. “Kami menyatakan mosi tidak percaya ke dewan, karena tak ada satupun yang menjumpai mereka,” katanya setelah aksi unjuk rasa di Kantor DPRD Kepri, Pulau Dompak, Tanjungpinang, Rabu (31/08).
Selain kecewa dengan anggota dewan, Alfi kecewa dengan tindakan represif dari aparat kepolisian. Unjuk rasa sempat rusuh karena terjadi aksi dorong antara mahasiswa dan kepolisian.
Mahasiswa memaksa ingin masuk ke Kantor DPRD Kepri dengan mencoba menerobos kawat berduri yang dipasang kepolisian. Dari aksi saling dorong itu, beberapa mahasiswa terpental dan ada yang mengaku terkena tendangan.
Baca juga: Tolak Kenaikan BBM, Mahasiswa UMRAH Unjuk Rasa di Kantor DPRD Kepri
Mahasiswa kecewa karena tidak dapat menyampaikan aspirasinya ke anggota dewan Kepri itu dikarenakan sedang adanya reses dewan di Dapil masing-masing.
Hal itu dibenarkan Kabag Umum dan Humas DPRD Kepri, Ismaini Bayu Wibowo, saat ditemui di dalam Kantor DPRD Kepri. “Semua lagi reses seminggu terakhir, jadi masih pada di dapil masing-masing,” ucapnya. (*)