Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan Gelar Aksi Rehabilitasi Mangrove

Tanjungpinang, Ulasan.Co – Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikan Universitas Maritim Raja Ali Haji (MSP FIKP UMRAH) menggelar aksi rehabilitasi mangrove di Kampung Kota Raja pada Minggu (15/9).

Sebanyak 28 mahasiswa program studi Manajemen Sumberdaya Perairan (MSP) melaksanakan aksi rehabilitasi mangrove. Hal tersebut dilakukan sekaligus sebagai praktik bagi mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan yang mengambil mata kuliah pengelolaan ekosistem pesisir dan pulau pulau kecil.

Pada kesempatan itu, hadir Dr.febrianti lestari, M.Si (Kajur MSP), Susiana, S.Pi.(Dosen MSP), M.Si, Parmi (Ketua RT 03 RW 03), Santoso (tokoh masyarakat), serta warga kampung Kota Raja.

“Alhamdulillah tadi hadir juga Kajur kami, dosen, RT, tokoh masyarakat, dan sebagian masyarakat setempat,” ujar Mala (20) salah satu mahasiswi MSP.

Disisi lain menurut Mala, kegiatan yang diikuti oleh kurang lebih 40 orang itu  bertujuan merehabilitasi ekosistem mangrove di Sei Carang, mengedukasi masyarakat mengenai manfaat ekosistem mangrove dan resiko apabila ekosistem mangrove dirusak, dan  mengajak masyarakat bersama akademisi menanam dan merawat mangrove.

Meskipun banyak tempat yang dapat di perhatikan, namun terdapat faktor-faktor tertentu yang menarik perhatian mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan untuk melakukan aksi tersebut di Kampung Kota Raja.

“Kampung kota Raja merupakan cagar budaya yang hilang dari sejarah. Kampung Kota Raja berada di aliran sungai Sei Carang yang merupakan jalur perdagangan pada kerajaan melayu. Namun kondisi Sei Carang sudah mengalami degradasi dari tahun ke tahun. Pemanfaatan hutan mangrove secara eksploitatif dan tanpa memperhatikan rehabilitasi menjadikan hutan mangrove di kawasan Sei Carang gundul. Mangrove yang gundul tidak bisa lagi menahan sedimen sehingga abrasi tidak bisa dicegah. Ditambah lagi aktivitas tambang bauksit menjadikan Sei Carang semakin kritis. Abrasi dan sedimentasi yang terus menerus bisa menyebabkan Sei Carang mengalami pendangkalan.

Sebagai kampung yang berada di aliran Sei Carang, kampung kota raja dipilih sebagai lokasi rehabilitasi,” ujar Mala lagi.

Melalui kegiatan ini para mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan tersebut berharap masyarakat dapat mengetahui betapa besarnya manfaat dari keberadaan ekosistem mangrove sehingga masyarakat memiliki kepedulian terhadap ekosistem tersebut. Selain itu kita semua berharap agar kegiatan ini berkelanjutan atau ada sistem monitoring dari akademisi untuk memantau keberadaan mangrove. Kedepannya diharapkan kampung kota raja memiliki destinasi wisata mangrove dan masyarakat memiliki kemandirian ekonomi melalui pengelolaan mangrove. Diharapkan juga pemerintah memiliki kepedulian terhadap ekosistem yang rusak atau sengaja dirusak akibat aktivitas perusahaan yang tidak peduli terhadap lingkungan.

Pewarta: Udin

Editor: Septi