Mahasiswa Poltek Batam Ciptakan Timbangan Deteksi Stunting ‘Inscale’

Mahasiswa Prodi Instrumentasi Poltek Batam saat menunjukan cara kerja timbangan Inscale (Foto:Randi RK/Ulasan.co)

BATAM – Mahasiswa program studi instrumentasi Politeknik (Poltek) Negeri Batam berinovasi menciptakan alat timbangan yang bisa mendeteksi kondisi stunting pada anak. Timbangan itu diberi nama ‘Inscale’, yang dikembangkan sejak 2017 dan terus disempurnakan.

Mahasiswa semester tiga yang terlibat dalam proyek ini, Windi Oktavia menjelaskan bahwa penelitian ini telah melalui berbagai tahap pengembangan. Proyek tersebut dilanjutkan secara berkesinambungan dari generasi ke generasi mahasiswa.

“Pada awalnya alat ini belum dilengkapi aplikasi. Namun, seiring waktu kami menambahkan fitur aplikasi yang dapat terhubung secara otomatis ke database,” jelas Windi Oktavia, Jumat 25 Oktober 2024.

Windi menambahkan, fitur aplikasi ini memungkinkan data hasil pengukuran disimpan dan diolah secara otomatis, membuatnya lebih efisien dibandingkan metode manual.

Selain itu, kata dia, alat timbangan tersebut juga bisa terhubung dengan smartphone, sehingga pengguna dapat mengakses informasi dengan mudah.

Windi juga menyebutkan bahwa ‘Inscale’ telah berhasil lolos seleksi untuk Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) dan menarik perhatian beberapa perusahaan farmasi yang tertarik bekerja sama.

Menurut Windi, keunikan timbangan ini terletak pada kemampuannya yang tidak hanya mengukur berat dan tinggi badan anak, tetapi juga mendeteksi stunting.

“Alat ini bahkan bisa memberikan rekomendasi lanjutan jika anak terindikasi mengalami stunting,” tambah Windi.

Inscale hadir dalam dua varian, satu untuk batita yang berbentuk seperti tempat tidur bayi, dan satu lagi untuk balita dengan model timbangan berat badan biasa.

Keduanya menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) yang dapat menganalisis data dan mengirimkan informasi ke ponsel pengguna secara real-time.

“Teknologi AI yang kami gunakan sangat akurat dalam memberikan hasil sesuai kondisi balita,” ungkapnya.

Namun, ia menekankan bahwa hasil dari alat ini hanya bersifat pendahuluan atau informasi awal, dan tetap memerlukan verifikasi lebih lanjut dari dokter.

Sementara Teknisi Laboratorium Prodi Instrumentasi, Irfan Bayu menambahkan bahwa ide pengembangan alat ini berawal dari masalah pencatatan manual di posyandu, yang sering menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS). Pendataan manual ini sering kali rentan terhadap kesalahan seperti human eror.

“Dengan ‘Inscale’, data tersimpan secara otomatis di cloud, sehingga lebih aman dan akurat,” ujar Irfan.

Irfan pun menyebutkan bahwa alat ini sudah dipatenkan, namun belum dikomersialkan. Ke depannya, diharapkan alat ini bisa menjadi solusi bagi tenaga kesehatan dalam memantau pertumbuhan anak secara digital.