Maksimalkan Potensi Sejarah dan Religi untuk Pariwisata Kepri

Pjs. Gubernur Kepulauan Riau Bahtiar melakukan Ziarah ke Makam Daeng Celak dan Daeng Marewa di Sei Carang, Senggarang, Tanjungpinang, Jum’at (16/10).

Tiba di Kawasan Makam pukul 09.15 WIB, Bahtiar yang menggunakan Batik Hitam corak Kuning didampingi oleh Sofha Marwah Bahtiar langsung disambut oleh Walikota Tanjungpinang Hj. Rahma beserta Kepala OPD Provinsi dan Tanjungpinang yang terkait.

Tempat pertama yang dikunjungi adalah makam Daeng Marewah Kelana Jaya Putera Yang Dipertuan Muda Riau I, dilanjutkan ke makam Daeng Celak Yang Dipertuan Muda Riau II yang tidak jauh dari lokasi pertama. Di tempat ini Bahtiar memanjatkan doa dan melakukan tabur bunga.

Setelah ziarah Makam, Bahtiar pada kesempatan ini menyampaikan bahwa kegiatan ini dilakukannya sebagai bentuk sikap sopan santun, hormat dan rasa terimakasih atas jasa-jasa para raja terdahulu yang telah mempertaruhkan nyawanya melawan para penjajah hingga hingga dapat mempertahankan wilayah melayu yang bisa kita nikmati hingga sekarang.

“Sebagai Pejabat sementara yang diberikan amanah memimpin daerah ini, sudah sepatutnya saya harus memiliki tata karma dan menghormati leluhur pemegang wilayah ini. Oleh karena itu hari ini kita ziarah ke makam leluhur sebuah wujud bentuk penghormatan,” jelasnya.

Pada ziarah kali ini, Bahtiar menyampaikan bahwa dirinya sengaja mengajak serta Walikota Tanjungpinang serta OPD terkait untuk melihat secara langsung kondisi makam para raja yang saat ini menurutnya bisa dikelola dengan lebih baik lagi agar bisa menjadi tujuan wisata religi bukan hanya tingkat nasional namun juga internasioanl.

“Para Raja ini sebenarnya bukan hanya tokoh nasional namun meraka sebenarnya merupakan tokoh Internasional karena kerjaaan Melayu dahulunya mengusai hingga 3 negara saat ini yang kita ketahui yaitu dari Indonesia, Malaysia, Singapura bahkan hingga ke Brunei Darussalamm. Potensi sejarah ini yang harus kita maksimalkan dan jelaskan pada turis-turis dari daerah tersebut bahwa sebenarnya leluhurnya sebenarnya berasal dari sini,” ujar Bahtiar.

Untuk merubah image Kepri menjadi wisata religi kelas Internasional, Bahtiar menyampaikan bahwa banyak yang harus dilakukan, baik oleh Pemerintah provinsi Kepulauan Riau maupun Pemerintah Kota tanjungpinang mupun dengan Kabupaten/Kota lain yang masih memiliki jejak peninggalan kerajaan terdahulu seperti yang terdapat juga di Daik, Lingga.

“Banyak yang harus kita perbaiki baik disini, di Penyengat maupun di Daik, Lingga. Kita harus perbaiki akses jalan agar lebih baik, makam juga harus dipugar kembali, kalau bisa disekitar makam dibuat pelataran dan pendopo yang luas agar para penziarah yang datang bisa nyaman. Lebih baik lagi sediakan tempat sholat bahkan wisman untuk tempat menginap sementara mereka. Intinya buat para penziarah nyaman,” jelasnya.

Bahtiar menyebutkan untuk melihat makam-makam di jawa, baik makam para wali maupun makam para raja disana dibuat senyaman mungkin sehingga penziarah bisa betah bukan hanya 1 hari bahkan 1 minggu lamanya dirinya berziarah. Ada baiknya kita studi banding kesana nantinya untuk mempelajari cara pengelolannya.

Menurut Bahtiar jika hal ini bisa diwujudkan maka banyak sekali manfaat yang bisa diterima oleh masyarakat Kepulauan Riau, salah satunya adalah perbaikan perekonomian karena akan banyak wisatawan yang akan berkunjung bukan hanya dalam negeri namun juga luar negeri.

“Wisata religi ini jika terwujud maka kan banyak multiplier effectnya. Masyarakat bisa berjualan disekitaran makam, produk-produk UKM lokal juga bisa dipasarkan, tempat penginapan juga semakin terisi tingkat huniannya. Oleh karena itu saya minta agar wilayah ini dapat dikelola olah Badan Khusus yang mengurusi warisan budaya shingga potensinya lebih dapat dimaksimalkan kembali,” harapnya.(hzh)