Mantan Napi Teroris di Batam Ungkap Penyebab Bom Bunuh Diri Terjadi di Astana Anyar

bom
Ilustrasi bom (ANTARA)

BATAM – Salah seorang mantan narapidana terorisme (napiter), AJ (40), mengungkap alasan aksi bom bunuh diri terjadi di Polsek Astana Anyar, Bandung, Jawa Barat.

Mantan napiter keluar dari Nusakambangan pada Agustus 2021 lalu. Kini, ia telah meninggalkan dunia terorisme. Ia teguh pada NKRI dan menata hidupnya yang baru di Kota Batam, Kepulauan Riau, bersama istri dan anak-anaknya.

AJ mengaku kenal dengan Agus Sujatno alias Abu Muslim, bomber yang meledakkan dirinya di Mapolsek Astana Anyar, Bandung.

Sama-sama berasal dari Jawa Barat (Jabar), AJ semakin mengenal Agus saat menjalani pembinaan di Nusakambangan beberapa tahun silam.

“Saya mengenal Agus saat bertemu di persidangan, saat itu dia menjadi saksi untuk rekan satu perkaranya. Secara ideologis kami sama dulu. Yakni ingin mendirikan negara Islam. Terafiliasi ke Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Mengerucut ke Amir (pemimpin) yang sama,” katanya ekslusif kepada ulasan.co.

Ia menjelaskan, Agus Sujatno merupakan pribadi yang mudah bergaul dengan masyarakat. Bahkan, ia tak mudah mengkafirkan orang lain yang berseberangan dengannya.

Ia dan Agus sama-sama keluar dari Nusakambangan pada 2021 lalu. Ia keluar pada bulan Agustus, sedangkan Agus keluar pada bulan Maret.

“Saya ketemu dia waktu di Nusakambangan. Dia bisa dibilang hanya singgah karena kemudian dipindahkan ke lapas,” katanya.

“Saya tahu cerita dia karena saya satu blok dengan napiter asal Bandung. Saya tidak pernah bertemu Agus di Nusakambangan, tapi mendengar Agus ada di lapas lain di Nusakambangan,” sambungnya.

Menurut AJ, aksi Agus kemarin merupakan jawaban atas seruan jihad dari Jubir Dawlah Al Islahmiyah, Abu Muhajid yang tersebar ke seluruh pengikutnya. Seruan itu tersebar melalui aplikasi khusus yang mereka rancang sendiri.

Orang-orang dengan paham itu menyebut dirinya sebagai Jihadis yang mereka yakini sebagai orang yang berjihad di jalan Allah.

“Itu menjawab seruan dari Jubir Daulah Al Islahmiyah, Abu Umar Al Muhajir. Intinya memerintah untuk bergerak. Di Indonesia, realisasinya seperti Agus,” tutur AJ.

Baca juga: Antisipasi Bom Bunuh Diri, Kapolresta Tanjungpinang Perketat Penjagaan Mako dan Polsek 

Baca juga: Polres Anambas Perketat Penjagaan Pascaledakan Bom Bunuh Diri di Polsek Astana Anyar