BATAM – Pengamat sekaligus dosen Universitas Riau Kepulauan, Rahmayandi Mulda merespons penggerebekan markas judi online Kepolisian Daerah (Polda) Kepri di Apartemen Aston Batam Hotel and Residence. Aksi penggerebekan itu dilakukan pada beberapa kamar yang disulap menjadi pusat operasi judi online.
Penggerebekan tersebut berlangsung pada Jumat 22 November 2024, di kamar nomor 12 lantai 2 dan kamar nomor 2 lantai 17, Apartemen Aston, Kecamatan Lubuk Baja, Kota Batam. Dalam operasi tersebut, Ditreskrimum Polda Kepri berhasil menangkap 11 WNI, termasuk dua pemilik situs judi online berinisial CW (24) dan DN (23), serta sembilan operator lainnya berinisial AB, FJ, AI, ZA, WF, AD, SF, I, dan AF.
Rahmayandi menilai penggerebekan ini merupakan langkah pemerintah dalam membersihkan aktivitas perjudian online yang saat ini menjadi sorotan publik.
“Hal ini karena banyaknya tuntutan dari masyarakat yang beranggapan judol ini dibekingi. Persepsi masyarakat kok susah judol ini diberantas,” ujarnya.
Ia menjelaskan, persoalan judi online tidak hanya terjadi di Batam, tetapi hampir di seluruh Indonesia. Menurutnya, masalah ini bisa terjadi karena adanya pembiaran dari pihak-pihak tertentu. Bahkan ia menyinggung dugaan keterlibatan oknum di Kominfo dalam kasus ini yang kasusnya viral beberapa waktu lalu.
“Kominfo yang seharusnya menjadi corong pemberantasan judi online justru sarangnya ada disana. Sekarang ini karena sudah terkuak barulah ditelusuri satu-satu,” ujarnya.
Rahmayandi juga menyoroti luasnya jangkauan pemain judi online yang melibatkan berbagai kalangan, termasuk masyarakat umum, aparat, hingga birokrat. “Hampir semua lapisan ikut bermain, termasuk aparat TNI/Polri dan birokrat pemerintahan,” tambahnya.
Ia pun menyinggung beberapa kasus judi online di daerah lain, seperti di Semarang, di mana anak-anak muda diduga disponsori oleh bandar judi besar. Hal serupa juga terjadi di Jawa Barat, seperti fenomena Tiktoker Sadbor yang disponsori oleh perjudian online.
Untuk itu ia berharap pemerintah benar-benar tegas memberantas judi online. Hal itu dapat dimulai dari tingkat Kominfo, sebab kementerian tersebutlah yang bisa menyaring situs-situs yang bisa masuk ke Indonesia.
“Karena bisa masuk situsnya ke Indonesia ya mulai dari situ. Situs tidak akan masuk jika tidak ada pembiaran dari Kominfo atau Komdigi, kuncinya di mereka,” ujarnya.
Mengenai alasan Batam dijadikan markas judi online, Rahmayandi menyebut faktor geografis sebagai salah satu penyebabnya. Letak Batam yang dekat dengan Singapura dan Malaysia memudahkan bandar judi online, yang kebanyakan berasal dari luar negeri, untuk keluar masuk wilayah ini melalui jalur tertentu.
Rahmayandi pun mengingatkan masyarakat agar tidak terjerumus dalam jebakan judi online yang dapat menghancurkan perekonomian pribadi. “Judi online hanya akan memiskinkan, karena ada istilah candunya disitu,” tutupnya.
Cara Kerja Markas Judi Online
Banyak yang bertanya-tanya bagaimana mungkin sebuah kamar apartemen bisa dijadikan markas judi online yang mengendalikan banyak pemain sebagai anggotanya.
Pakar Informatika sekaligus Dosen Teknik Informatika Fakultas Teknik dan Teknologi Kemaritiman (FTTK) Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) Tanjungpinang, Muhammad Radzi Rathomi mengatakan, dalam menjalankan sebuah sistem dibutuhkan sebuah server untuk menyimpan database. “Jenis server ini ada banyak,” jelasnya.
Ia menjelaskan secara umum dalam menyimpan data member sebuah sistem tergantung kepada seberapa besar kapasitas servernya.
“Misalnya data nomor NIK yang terdiri dari 16 karakter angka. Satu karakter biasanya menyimpan 1 byte data. Jika pemain judi online ini ada sejuta artinya ada 16 juta byte (16 megabyte atau MB) data yang tersimpan di server,” ujarnya.
Sementara itu biasanya penyedia server memberikan sekitar 10 Gigabyte untuk pengguna. Sehingga tidak mengherankan jumlah pemain judi online bisa banyak.
Saat ditanyakan apakah memungkinkan sebuah kamar apartemen dijadikan markas judi online ia melihat pada kasus ini terdapat jenis komunikasi yang berbeda. Ia mencontohkan seperti sistem kerja operator Telkomsel, dimana operator dapat bekerja di lokasi yang berbeda dengan lokasi server.
“Misalnya servernya ada di Singapura, operatornya bisa mengoperasikan dari Jakarta,” ungkapnya.
“Contoh lainnya E-KTP kemarin ditumpangkan servernya di luar negeri,” sambungnya.
Sementara itu ia menduga markas judi online yang dioperasikan di Batam itu servernya juga berada di negara lain. “Saya tidak bisa memastikan letak servernya di mana, karena untuk mencari letaknya, saya harus menelusuri dengan menggunakan layanan judi tersebut yang sudah tentu harus saya hindari,” ujarnya.
Polisi Ungkap Judi Online
Ia pun mencoba membaca cara kerja kepolisian mengungkap kasus ini. Biasanya polisi sudah mengamati ada judi online yang aktif beraktifitas. Kemudian terlihat ada yang mengakses dari Indonesia.
“Kepolisian akan mengecek aliran datanya dari mana. Kemudian dilihat polanya, apakah pola mengontrol atau menggunakan,” ujarnya.
Biasanya kepolisian akan menyusup menjadi pemain di dalam sistem judi online. Kemudian polisi akan membedakan pola pengontrol dan pengguna itu seperti apa.
“Dari situ mereka akan trace (lacak), sehingga ketahuan IP adress itu datang dari Batam. Dari Batam mereka perkecil lagi posisi aksesnya dari daerah mana. Contohnya kita main internet kan tertulis tu IP adress itu di mana,” ujarnya.
Judi Online Dapat Berkamuflase
Ia melanjutkan, judi online yang seringkali menggunakan website juga terkait dengan domain yang mereka gunakan. Menurutnya lokasi domain juga bisa berbeda dengan tempat server berada.
“Server itu harus punya IP Public yang terdaftar di suatu negara. Sementara domain itu dibeli dari suatu perusahaan yang terdaftar di suatu negara,” jelasnya.
“Misalnya servernya di China, sedangkan domainnya dibeli di Amerika, itu memungkinkan seperti itu, karena mereka terhubung dalam jaringan internasional,” sambungnya.
Bahkan saat ini teknologi untuk kamuflase bagi pelaku judi online ini juga semakin banyak. Salah satunya VPN (Virtual Private Network) atau jaringan proxy yang dapat menutupi keberadaan mereka.
Jika penyedia VPN ini ada di Amerika dan servernya ada di china, maka saat seseorang mengakses ke server, ia akan terdekteksi berada di Amerika.
“Disisi lain, sebenarnya penyedia VPN ini bertanggung jawab, kalau seandainya mereka tidak mau memberi informasi ke penegak hukum bisa tuntut,” tambahnya.
Kelemahan Pemblokiran
Radzi melihat kelemahan dari pemblokiran situs judi online oleh pemerintah yang biasanya memblokir IP adrees-nya atau domain.
Sedangkan disisi lain ada banyak celah dan opsi untuk mengganti domain dan IP adress. Apalagi pelaku judi online merupakan sebuah lingkaran, ketika diblokir pelaku akan berganti domain dan saling menginformasikan.
“Kemungkinan mereka berganti cukup besar. Lagi pula pemerintah tidak bisa memblokir dengan membabi buta, karena bisa jadi domain yang kita gunakan untuk bekerja bisa terblokir juga,” jelasnya.
Promosi Situs Judi Online Liar dan Brutal
Terkait cara pelaku mempromosikan judi online, Radzi menyebut metode mereka sangat liar dan brutal. Bahkan pada situs FTTK UMRAH tempat ia bekerja, seringkali terdeteksi sejumlah percobaan untuk memasukan iklan judi online.
“Kami pernah disurati Kominfo yang mengatakan di halaman website kami ada iklan judi online, kami pun bingung,” ujarnya.
Baca juga: Manajemen Sebut Tak Tahu Markas Judi Online di Apartemen Aston Sudah 7 Bulan Beroperasi
Setelah ditelusuri ternyata ada banyak cara mereka untuk masuk. Pelaku bisa memaksa untuk masuk ke halaman web-web kampus bahkan pemerintahan tanpa diketahui. Terkadang mereka juga menjual perangkat lunak yang murah yang telah disisipi malware.
“Ketika penjualnya ditanya kenapa kok ada masalah mereka menghilang, jadi tidak dipungkiri usaha mereka sangat dahsyat,” katanya.
“Sekarang tergantung tim IT dari tiap-tiap instansi, apakah mereka biasa untuk memeriksa keanehan atau cuek saja,” sambungnya.
Cara Pelaku Kelola Keuangan
Dalam mengintegrasikan sistem keuangan mereka di Bank. Radzi mengatakan, biasanya mereka menggunakan nama perusahaan, perorangan yang sah saat mendaftarkan diri.
“Mereka itu memasukan uang taruhan ke bank tanpa menyertakan nama judi online atau aktivitas mereka supaya tidak ketahuan,” ungkapnya.
Menurutnya, judi online adalah permainan yang dapat diakali. Situs judi online pada dasarnya program yang menggunakan logika. Sehingga pelaku akan membangun aplikasi yang senyaman mungkin bagi pemain.
“Mereka logikan dengan memunculkan bilangan acak, lalu mereka buatkan pola jika seseorang memainkan jumlah tertentu maka pemain akan menang, tetapi saat pemain memasang taruhan yang besar maka akan muncullah alarm kepada operator, sehingga mereka akan memasang perhatian kepada pemain tersebut,” jelasnya.
“Logikanya dibuat dia pasti kalah, semua ini kode program, bisa diatur dan diakali. Padahal, pemain sudah gadai motor, gadai mobil dan menyumbangkan sebagian besar hartanya,” sambungnya.
Untuk itu ia menghimbau kepada masyarakat agar melek terhadap teknologi yang terus berkembang pesat. Menurutnya, masyarakat harus menyesuaikan diri, agar tidak hanya menjadi pengguna.
“Apalagi sekarang kriminalitas juga semakin canggih. Saya sarankan untuk belajar juga perkembangan teknologi dan pemograman serta banyak bertanya kepada orang yang memahaminya,” katanya.
“Atau minimal nonton youtube untuk memahami bagaimana program itu digunakan untuk kejahatan, sehingga insyaallah kita tidak mudah ditipu. Hindarilah kenikmatan (judi online) karena dibalik itu ada jebakan,” tutupnya. (*)
Ikuti Berita Ulasan.co di Google News