Masjid Raya Batam Center Gelar Salat Jumat Terakhir Sebelum Direnovasi

Gedung Masjid Raya Batam Center yang akan direvitalisasi dengan bangunan model baru. (Foto:Muhammad Ishlahuddin/Ulasan.co)

BATAM – Masjid Raya Batam Center, Kepulauan Riau hari ini melaksanakan ibadah salat jumat terakhir dengan konsep bangunan masjid yang lama dan akan segera direnovasi dengan bangunan model baru, Jumat (30/9/2022).

Masjid Raya Batam Center salah satu masjid ikonik di Kota Batam ini, telah berdiri kurang lebih 22 tahun lalu. Masjid tersebut mulai dibangun 1999 dan rampung 2001.

Achmad Noe’man merupakan arsitek yang merancang pembangunan masjid ini. Achmad termasuk arsitek tersohor di Indonesia, dan pernah merancang Masjid Salman Institut Teknologi Bandung (ITB) di Kota Bandung.

Masjid ini memiliki kubah dengan bentuk unik, berdesain limas segi empat atau mirip seperti piramida. Desain ini dipilih dengan pertimbangan, bahwa bentuk atap yang cocok untuk denah bangunan bujur sangkar.

Secara keseluruhan, bangunan masjid dirancang dari penggabungan dua bentuk dasar, yakni bentuk balok bujur sangkar sebagai badan bangunan dan limas sama sisi yang teriris tiga bagian sebagai kepala bangunan.

Bentuk limas ini memiliki persepsi vertikalisme menuju satu titik di atas, yang merupakan simbol hubungan manusia dan sang pencipta.

Adapun irisan tiga bagian adalah, manifestasi perjalanan hidup manusia dalam tiga alam, yakni alam rahim, alam dunia, dan alam akhirat.

Komplek Masjid Raya Batam berdiri di atas lahan seluas 75.000 meter persegi. Masjid ini bisa menampung 3.500 jamaah. Namun jika masjid penuh, maka halaman dan bagian luar masjid pun bisa digunakan.

Bahkan dengan adanya halaman tersebut, mampu menampung jamaah dengan kapasitas sampai 15.000 jamaah. Masjid ini dilengkapi dengan menara setinggi 66 meter.

Kepala BP Batam, Muhammad Rudi yang baru saja keluar masjid usai menjalankan ibadah salat Jumat, mengatakan, bentuk masjid bukanlah tolok ujur khusyuknya ibadah.

“Yang penting itu di sini (menujuk ke arah hati), kalau tempat ibadahnya nyaman, kita juga yang menjalankannya nyaman,” ujarnya singkat.

Masjid Raya Batam Center saat ini tengah dalam proses revitalisasi. Biayanya sendiri diperkirakan mencapai Rp210 miliar.

Wali Kota Batam, Muhammad Rudi bersama warga saat berjalan keluar dari dalam masjid usai melaksanakan salat Jumat, Jumat (30/9). (Foto:Muhammad Ishlahuddin/Ulasan.co

Proses penganggaran secara multiyears atau bertahap dengan perkiraaan pembangunan tiga tahun.

Tahun pertama, proses revitalisasi menggunakan anggaran Rp63 miliar, tahun kedua Rp94 miliar dan pada tahun ketiga Rp53 miliar. Tahun 2024, proses revitalisasi diperkirakan selesai.

Sembari menunggu revitalisasi masjid selesai, para jamaah akan dialihkan ke masjid sementara di dalam kawasan Masjid Raya Batam Center.

Namun, masjid sementara ini memiliki kapasitas menampung jemaahnya terbatas. Sehingga pihak masjid mengimbau kepada masyarakat Kota Batam untuk beribadah di sekitaran Masjid terdekat.

“Kalau salat-salat lima waktu tetap dilakukan di masjid sementara,” kata Ketua Dewan Masjid Agung Batam Center, Raja Azmansyah.

Kapasitasnya luar dalam masjid sementara bisa menampung 300 orang. Di dalam 150 dan di luar 150.

Pihaknya juga berencana menyiapkan tenda di luar Masjid Sementara. Sebagai antisipasi membeludaknya jumlah jemaah yang beribadah.

“Tetapi kita tetap menyarankan masyarakat Salat di Masjid sekitaran Batam Center. Masih banyak lagi Masjid lainnya,” katanya.

Demi kenyamanan jamaah saat menjalankan ibadah, pihak masjid sudah memasang 4 unit AC Standing.

Ia melanjutkan, untuk memudahkan para kontraktor melakukan revitalisasi Masjid Agung, segala kegiatan publik yang berada di Masjid Agung Batam Center dipindahkan ke masjid sementara.

Kegiatan ekonomi di kantin masjid juga akan ditutup, lantaran akan digunakan untuk kantor masjid. Kegiatan rutin seperti pengajian ibu-ibu juga ditutup sementara.

“Hanya kegiatan anak-anak aja dipindah ke masjid sementara. Targetnya selesai di akhir 2023,” katanya.