Masyarakat Bisa Berdayakan Bank Sampah untuk Tambah Penghasilan

Masyarakat Bisa Berdayakan Bank Sampah untuk Tambah Penghasilan
Aktivitas masyarakat di Bank Sampah Bintang Siambang berada di Tanjung Siambang, Dompak, Tanjungpinang. (foto:Andri DS/ulasan.co)

Tanjungpinang – Pihak Yayasan Carbon Ethics Indonesia bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tanjungpinang, mengajak masyarakat untuk berdayakan bank sampah sekaligus menambah penghasilan.

Seperti yang sudah dilakukan Bank Sampah Bintang Siambang berada di Tanjung Siambang, Dompak dibawah binaan Yayasan Carbon Ethics Indonesia bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tanjungpinang.

Bank sampah merupakan program kedua dari Yayasan Carbon Ethics Indonesia, yang berdiri sejak 2019 lalu.

Sebelumnya, program pertama yayasan ini adalah penanaman bibit mangrove di wilayah pesisir laut Dompak.

Science and Operations Manager, Indri Addini menceritakan kepada Ulasan.co, Minggu (7/11), terlebih dahulu pihaknya melakukan sosialisasi ke masyarakat Pulau Dompak terkait bank sampah.

Selain sampah merusak ekosistem dilaut, sampah juga memiliki nilai ekonomis dan bisa menambah pendapatan masyarakat Pulau Dompak.

Karena menurutnya, hampir semua jenis sampah memiliki nilai ekonomis seperti sampah plastik, kertas, logam hingga peralatan elektronik.

Lanjut Indri Addini, Setiap jenis sampah berbeda harga setelah ditimbang di bank sampah.

Seperti jenis sampah plastik botol kisaran Rp1.020 per kilogram hingga Rp2.975 per kilogram.

Kemudian, harga sampah jenis kertas dihargai kisaran Rp435 per kilogram sampai Rp1.530 per kilogram.

Sedangkan jenis sampah kaca logam dihargai kisaran Rp170 per kilogram sampai Rp57.800 per kilogram.

Kalau sampah jenis peralatan elektronik dibanderol kisaran Rp12.750 per kilogram hingga Rp212.500 per kilogram.

“Itu harga sampah kotor. Kalau sudah bersih, harga sampah beda lagi,” terang Indri Addini.

Untuk menjadi nasabah Bank Sampah Bintang Siambang cukup mudah, kata dia, Masyarakat Pulau Dompak bawa sampah dari rumah ke Bank Sampah Siambang.

Setelah itu, pengurus bank sampah yang akan memilah sampah kering yang dibawa masyarakat tersebut.

Dari hasil pilahan, petugas akan menimbang sampah.

Sehingga tahu berapa berat sampah, dan petugas juga akan memberikan harga sampah tersebut.

“Nanti, nominal harga sampah akan ditulis oleh pengurus kita di buku nasabah. Karena baru berupa saldo. Buku itu, kita akan dikasih ke masyarakat itu,” tegas dia.

Karena saldo itu, lanjut dia, bisa dicairkan menjadi uang tunai setelah tiga bulan sejak nabung sampah.

“Berapapun saldonya kita akan cairkan,” sebut dia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *