Masyarakat Diimbau Tidak Panik Terkait Hepatitis Misterius Akut, Dokter: Mari Kita Cegah!

Dokter Spesialis Anak di Tanjungpinang, dr. H. M. Risqa, SpA., M.Kes. (Foto:Ardiansyah Putra/Ulasan.co)

TANJUNGPINANG – Dokter Spesialis anak di Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri), dr Muhammad Rizqa mengajak masyarakat untuk tidak panik dengan maraknya pemberitaan terkait penyakit Hepatitis Misterius Akut di Indonesia.

Namun, Muhammad Risqa mengajak masyarakat, untuk melakukan pencegahan sejak dini.

“Kita harus tetap waspada terhadap penyakit Hepatitis Akut. Namun pencegahan jauh lebih baik. Tetapi masyarakat jangan panik,” kata Risqa, Rabu (11/05).

Ia menyampaikan, pencegahan yang dapat dilakukan yaitu dengan menjaga pola makan dan selalu menjaga kebersihan makanan.

“Karena gejalanya ini bisa dari makanan, jadi ibu-ibu harus menjaga kebersihan untuk anak-anaknya,” sarannya.

Ia menyebut, virus ini merupakan virus yang sangat cepat berkembang melalui makanan dan juga dapat ditularkan dari pernapasan.

“Itu bisa saja makanan dan minuman yang dikonsumsi terkontaminasi. Virus itu bisa juga disebarkan melalui pernapasan,” terang Risqa.

Menurutnya, jika seorang anak yang terkena Hepatitis, akan langsung menyerang pencernaan anak tersebut dengan gejala awal seperti mencret.

Baca juga: Antisipasi Hepatitis Akut Misterius, Dinkes Kepri Imbau Orang Tua Awasi Jajanan Anak

“Gejala awalnya tu sakit perut, ada muntah, lalu mencretnya berwarna teh pekat, dan yang paling utama pada wajah berwarna kuning pekat,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kepri, Mohammad Bisri mengatakan, gejala awal penularan Hepatitis akut sama dengan hepatitis lain.

Hanya saja, lanjut Bisri, lima tipe A, B, C, D dan E itu berbeda dan saat ini sedang dilakukan penyelidikan.

“Yang jelas karakternya berbeda. Karena dari dulu hepatitis ini tidak ada yang membunuh orang, hanya sakit kemudian sembuh,” katanya.

Cara pencegahan juga hampir sama dengan hepatitis lainnya, yaitu melalui gaya hidup sehat dan makanan bergizi, kenali cara penularannya biasanya menyebar melalui sentuhan dan keringat.

“Biasanya melalui makanan mudah menular, yang dipegang langsung oleh penjualnya, sehingga yang menjadi atensi adalan anak anak karena suka jajan,” pungkasnya.