Masyarakat Diimbau Waspada Wabah Leptospirosis di Musim Hujan

Seorang warga saat duduk di teras rumahnya yang terendam banjir, Jumat (03/03). (Foto:Andri DS/Ulasan.co)

BINTAN – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau (Kepri) mengimbau masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal demi mencegah wabah penyakit Leptospirosis.

Walau penyakit yang disebabkan dari kencing tikus tersebut belum ditemukan di Bintan, namun masyarakat tetap diminta waspada agar terhindar dari bakteri Leptospirosis.

Terlebih, cuaca ekstrem saat ini masih berlangsung dengan intensitas hujan yang tinggi. Sehingga menyebabkan terjadinya genangan dan banjir di kawasan permukiman, tentunya rawan munculnya serangan bakteri Leptospira.

“Apalagi saat ini kita masih dilanda hujan hingga banjir. Jadi, jaga kebersihan lingkungan kita,” kata Kepala Dinkes Kabupaten Bintan, dr Gama AF Isnaeni di Bintan, Rabu (08/03).

Gejala penyakit leptospirosis yang akan dirasakan masyarakat, kata mantan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Bintan ini, yaitu demam mendadak, lemah, mata merah, kekuningan pasa kulit, sakut kepala dan nyeri otot betis.

Setelah mengetahui gejala tersebut, maka disarankan, agar masyarakat hendaknya membersihkan lingkungan rumah atau selokan menggunakan sarung tangan dan memakai sepatu boots dan mencuci tangan dengan sabun setelah selesai beraktivitas.

“Kalau merasakan segaja penyakit leptospirosis, saya sarankan masyarakat untuk segera periksa ke dokter. Supaya cepat mendapat penanganan medis,” sebut dia.

Penyakit kencing tikus atau Leptospirosis, saat ini tengah mewabah di Indonesia. Bahkan korban jiwa pun terus bermunculan seperti di daerah Pacitan, Jawa Timur.

Tercatat, sebanyak 249 orang terinfeksi penyakit ini dan sembilan orang di antaranya meninggal dunia.

Baca juga: Warga Terinfeksi Bakteri Leptospira di Pacitan Jumlahnya Meningkat Signifikan

Penyakit kencing tikus

Penyakit kencing tikus kerap muncul di musim hujan. Wabah ini muncul akibat bakteri Leptospira yang kerap mengendap di kencing tikus.

Tapi bukan hanya di kencing tikus, bakteri itu juga bisa ‘bersarang’ di darah hewan yang terinfeksi. Bahkan bakteri tersebut bisa menginfeksi manusia.

Biasanya, penularan terhadap manusia terjadi karena ada kontak antara manusia dengan bakteri yang telah mencemari tanah, air, atau makanan.

Saat musim hujan, bakteri ini bisa bebas mengontaminasi air. Terutama di daerah rawan banjir atau genangan. Masyarakat diminta harus berhati-hati.

Sebab tikus bisa kencing dimana saja dan menyebabkan kontaminasi bakteri leptospira yang cukup tinggi.

Gejala Penyakit Kencing Tikus

Pada hewan utamanya tikus penyakit ini tidak menimbulkan gejala. Tapi, saat manusia yang terinfeksi akan muncul beberapa gejala, yakni sebagai berikut:

Pada fase akut, gejala yang muncul umumnya ringan dan akan terjadi selama 2-14 hari setelah terinfeksi. Gejalanya yakni sebagai berikut:

– demam,
– mata merah,
– sakit kepala,
– panas dingin,
– nyeri otot,
– sakit perut,
– mual dan muntah,
– diare,
– kulit atau mata menguning,
– ruam.

Baca juga: Ratusan Warga Pacitan Terinfeksi Bakteri Leptospira, 6 Meninggal