Melihat Kesiapan Sulteng Jadi Penyangga Kebutuhan Pangan Ibu Kota Baru

Melihat Kesiapan Sulteng Jadi Penyangga Kebutuhan Pangan Ibu Kota Baru
Petani menunjukkan cabai rawit yang baru saja dipanennya di Desa Porame, Sigi, Sulawesi Tengah, Minggu (15/8/2021). (ANTARA/Basri Marzuki)

Palu – Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng), Rusdy Mastura mulai berpikir panjang setelah DPR menyetujui Rancangan Undang-Undang (RUU) Ibu Kota Negara menjadi Undang-Undang. Ibu kota negara (IKN) resmi pindah dari Jakarta ke Kalimantan Timur (Kaltim).

Politikus Partai NasDem itu menilai perindahan IKN, yang disertai dengan migrasi ratusan ribu sumber daya manusia dari Jakarta ke Kaltim akan menjadikan wilayah ini sebagai sentral pelayanan, dan pusat pergerakan ekonomi.

Secara geografis, Sulteng merupakan salah satu daerah yang strategis dekat dengan ibu kota baru. Bahkan, perpindahan itu berdampak terhadap tingginya kebutuhan logistik di Kaltim. Oleh karena itu, Sulteng harus bersiap untuk menjadi penyangga kebutuhan logistik bagi IKN.

Rusdy Mastura optimistis bahwa Sulteng dapat memenuhi kebutuhan logistik bagi masyarakat di IKN karena Sulteng memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah, pada sektor pertanian, kehutanan, kelautan dan perikanan, serta peternakan.

Baca juga: IKN Pindah ke Kalimantan Timur, Anies: Jakarta Tetap Jadi Pusat Perkonomian

Sejauh ini, produk-produk yang dihasilkan oleh petani, nelayan, perkebun, belum optimal menembus pasar, karena minimnya akses yang menghubungkan langsung ke pasar. Sehingga, Sulteng menyiapkan infrastruktur untuk memperlancar sektor perdagangan, berupa jalan, jembatan dan pelabuhan, yang memudahkan alur perdagangan menuju Kaltim.

“Infrastruktur untuk meningkatkan potensi perdagangan harus kita siapkan segera mulai tahun ini,” kata Rusdy Mastura.

Saat ini, Pemprov juga siap membangun beberapa jalan di wilayah Pantai Timur Kabupaten Parigi Moutong, yang terkoneksi langsung dengan wilayah Pantai Barat Kabupaten Donggala.

“Infrastruktur jalan dan jembatan dari Kasimbar Parigi Moutong tembus Tambu Kabupaten Donggala, kemudian Siniu Kabupaten Parigi Moutong tembus Labuan Kabupaten Donggala, dan Sienjo Kabupaten Parigi Moutong tembus Sirenja Kabupaten Donggala,” ujarnya.

Selanjutnya, Pemprov akan membangun pelabuhan perdagangan di Tambu, Labuan dan Sirenja, sehingga produk-produk pertanian dari Parigi Moutong dan Poso, serta Tojo Una-una, langsung dipasarkan ke Kalimantan melalui transportasi laut.

Baca juga: Pembangunan dan Pemindahan IKN Dilaksanakan Bertahap

Kemudian, Pemprov membangun infrastruktur jalan dan jembatan yang menghubungkan Kabupaten Sigi dengan Provinsi Sulawesi Selatan, serta Kabupaten Sigi dengan Kota Palu dan Donggala.

Infrastruktur itu untuk mempercepat alur distribusi logistik dari wilayah Napu dan Besoa Kabupaten Poso serta logistik dari Kabupaten Sigi menuju Sulawesi Selatan dan Kalimantan Timur.

“Untuk mempercepat maka beberapa pelabuhan akan kita bangun di wilayah Watatu Kabupaten Donggala,” ujar pria berusia 71 tahun itu.

Pengembangan Produk

Pemprov memastikan produk-produk dari sektor pertanian, kehutanan, kelautan dan perikanan, serta peternakan dari wilayah ini, memiliki kualitas dan daya saing, yang dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi masyarakat dan daerah.

Namun, produk-produk yang dihasilkan dari sektor tersebut oleh petani, nelayan, pekebun dan peternak, belum memberikan efek yang maksimal, terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat dan daerah.