Mengenal Tarian Pangkur Sagu dalam PON Papua

Mengenal Tarian Pangkur Sagu dalam PON Papua
Sejumlah penari membawakan tarian Pangkur Sagu di Istora Papua Bangkit, Kampung Harapan, Kabupaten Jayapura, Papua, Jumat (1/10/2021). Foto: Antara

Jakarta – Tarian Pangkur Sagu menjadi salah satu tarian yang ditampilkan saat Menteri Pemuda dan Olahraga Zainuddin Amali datang meninjau pelaksanaan kompetisi senam artistik pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua.

Menuntut untuk ditampilkan secara energik, tarian itu ternyata memang menjadi tarian yang dikhususkan untuk menyambut tamu ke Bumi Cendrawasih.

Baca juga: PON XX Papua di Tengah Aksi Teror

“Ini memang tarian khas Papua, tidak hanya dari provinsi Papua tapi juga Papua Barat,” kata Panitia dari Bidang Sosial Budaya PON XX Papua Dana.

Sejumlah penari membawakan tarian Pangkur Sagu di Istora Papua Bangkit, Kampung Harapan, Kabupaten Jayapura, Papua, Jumat (1/10/2021). Foto: Antara

Dana mengatakan Pangkur Sagu merupakan tarian yang menggambarkan kegiatan masyarakat Papua bersiap melakukan panen hasil tani berupa sagu.

Tarian ini pun menggambarkan secara simbolik ritual pesta yang diadakan masyarakat Papua pada saat membuat sagu.

Gotong royong, kebersamaan, serta rasa syukur adalah nilai yang ingin ditampilkan dalam tarian ini.

Sejumlah penari membawakan tarian Pangkur Sagu di Istora Papua Bangkit, Kampung Harapan, Kabupaten Jayapura, Papua, Jumat (1/10/2021). Foto: Antara

Tarian pertama kali dimulai oleh para penari laki- laki berjumlah enam orang yang seakan membawa alat untuk menokok pohon sagu.

Baca juga: Inilah Empat Kluster Pelaksanaan PON XX Papua

Tak lama kelompok penari wanita dengan jumlah yang sama ikut bergabung untuk menjadikan air sagu yang telah didapat diolah untuk menjadi sagu.

Kelompok penari itu terlihat sangat harmonis menarikan tarian seolah mendalami kegiatan bertani sagu yang menjadi kebiasaan masyarakat Papua.

Tarian ini semakin terasa sangat berkearifan lokal karena para penampil yang menari dilengkapi dengan kostum yang terasa menyatu dengan alam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *