Menteri Bahlil Lobi Perusahaan Besar Jerman untuk Investasi di Indonesia

Menteri Bahlil Lobi Perusahaan Besar Jerman untuk Investasi di Indonesia
Pertemuan Menteri Investasi/Kepala BKPM RI Bahlil Lahadalia dengan BASF di Jerman, 7 Oktober 2021. Foto: Antara

Jakarta – Menteri Investasi Bahlil Lahadalia melaksanakan pertemuan dengan sejumlah pengusaha ternama di Jerman untuk membahas rencana ekspansi bisnis mereka ke Indonesia.

Selama kunjungan kerjanya di Jerman pada 7-8 Oktober 2021, Menteri Bahlil telah melakukan pertemuan dengan Beurer, BASF, SEW Eurodrive, Fairventures Social Forestry, B Braun, dan Volkswagen—demikian keterangan tertulis KBRI Berlin yang diterima pada Selasa (12/10).

Menteri Investasi mendorong perusahaan-perusahaan Jerman tersebut untuk melakukan kemitraan dengan UMKM atau pengusaha Indonesia.

Dia juga menyampaikan dukungan yang akan diberikan pemerintah Indonesia terkait insentif dan perizinan yang diperlukan.

“Kami membuka diri terhadap rencana investasi perusahaan-perusahaan ini, dengan kemudahan proses perizinan investasi melalui online single submission (OSS), insentif dan kemudahan-kemudahan lain, kita berharap investasi mereka segera terealisasi,“ kata Menteri Bahlil menanggapi secara umum hasil kunjungan kerjanya di Jerman.

Baca juga:  Menteri Bahlil Minta Tambah Anggaran Kejar Target Investasi Rp1.200 Triliun

Beurer dan B Braun, dua perusahaan yang bergerak di industri alat kesehatan dan farmasi, menyatakan keinginan untuk melebarkan sayap perusahaannya di Indonesia.

Beurer, pada tahap awal investasi 2-4 tahun ke depan berencana untuk membuka pabrik perakitan tiga produk alat kesehatan terkait penanganan COVID-19 dan pada tahap berikutnya akan memperluas bisnisnya dengan memproduksi alat-alat kesehatan langsung dari Indonesia.

Sementara B Braun, sebagai industri yang sudah lama berinvestasi di Indonesia sejak tahun 2019 dengan nilai investasi sekitar Rp150 triliun, berencana akan memperluas investasinya menggunakan lahan yang telah dimiliki untuk memproduksi alat-alat kesehatan.

B Braun saat ini memiliki fasilitas di banyak negara tetapi saat ini akan fokus kepada Asia Pasifik, khususnya Indonesia.

Menteri Bahlil juga bertemu dengan SEW Eurodrive yang memproduksi teknologi penggerak untuk mesin-mesin industri dan berencana untuk membuka industri manufaktur mereka di Indonesia yang direncanakan pada 2023-2024 sudah dapat membangun pabrik dan berproduksi di Indonesia.

Baca juga: Menteri Investasi Ungkap Dampak Warga Asing Hengkang dari Indonesia

Dalam pertemuan dengan SEW Eurodrive, Menteri Investasi mendorong untuk mempercepat keputusan pendirian pabrik SEW Eurodrive di Indonesia dan memanfaatkan pasar Indonesia dan Asia Tenggara, serta memanfaatkan transformasi industrialisasi Indonesia yang akan banyak membutuhkan peralatan mesin industri.

Sedangkan dalam pertemuan dengan BASF, Menteri Bahlil menyambut baik rencana BASF untuk mendirikan industri pemurnian nikel sebagai bagian dari komponen untuk pembuatan baterai bagi mobil listrik.

Bahlil mendorong BASF agar meningkatkan investasinya setidaknya hingga memproduksi bahan baku baterai kendaraan listrik, dan akan lebih baik jika BASF bisa berinvestasi dari hulu hingga hilir dalam produksi baterai untuk mobil listrik.

Insentif pengurangan tarif pajak ekspor hingga fasilitas lainnya yang dapat diberikan pemerintah Indonesia untuk tingkatan jenis investasi yang dilakukan BASF menjadi tawaran yang dapat dipertimbangkan BASF untuk meningkatkan nilai kompetitif produknya.

Kembali bertemu dengan VW setelah pertemuan virtual pada April, Menteri Investasi mendorong VW untuk berinvestasi di Indonesia dan memproduksi prekursor katoda baterai kendaraan listrik sebagai bahan baku baterai kendaraan listrik dan kendaraan listrik mereka yang sudah ada di beberapa negara.

Baca juga: Presiden Jokowi Akan Tanam Jagung di Papua Barat

Selain bertemu dengan perusahaan di sektor industri kesehatan, teknologi, dan kendaraan, Menteri Investasi juga bertemu dengan Fairventures Social Forestry yang berfokus pada reforestasi hutan dan pengolahan hasil kayu sebagai bahan baku pembangunan rumah di pasar Eropa.

Saat ini Fairventures tengah dalam proses peluasan lahan reforestasi dan membangun pabrik pengolahan kayu di Bangka Belitung seluas 10 ribu hektare. Sebelumnya, perusahaan ini sukses melakukannya di Kalimantan Tengah sebanyak 1 juta pohon di lahan 2.000 hektare pada 2016.

Menurut Duta Besar RI untuk Jerman Arif Havas Oegroseno, upaya pemerintah Indonesia menawarkan kepada perusahaan-perusahaan Jerman tersebut khususnya untuk membuka pabrik di Kawasan Industri Terpadu Batang, harus menjadi bahan pertimbangan penting.

Pasalnya, di kawasan industri yang berlokasi di Jawa Tengah tersebut, Kementerian Investasi/BKPM telah menyiapkan berbagai kemudahan perizinan, insentif bebas biaya sewa lahan, keringanan pajak, serta sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan.

“(Tawaran ini) tentu sejalan dengan target Eropa untuk pengurangan emisi karbon global, harus menjadi bahan pertimbangan penting bagi perusahaan-perusahaan Jerman ini,“ tutur Dubes Havas.

Dubes Havas juga menyatakan kesiapan seluruh perwakilan RI di Jerman untuk bersinergi dengan Kementerian Investasi/BKPM dalam menindaklanjuti hasil kunjungan kerja dan mengawal rencana investasi tersebut hingga terealisasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *