Militer NATO Bersiaga Terkait Kemungkinan Invasi Rusia ke Ukraina

Tank
Tank-tank milik Angkatan Bersenjata Ukraina melakukan latihan i sebuah lokasi yang tidak diketahui di dekat perbatasan Rusia-Krimea, Ukraina. (ANTARA/Press Service General Staff of the Armed Forces of Ukraine/Handout via REUTERS/hp/cfo)

Bengaluru – Kemungkinan adanya invasi militer Rusia ke Ukraina, Amerika dan Inggris dan negara NATO lainnya berupaya meningkatkan kehadiran militernya di Eropa timur.

Sementara, Inggris saat ini sedang mempertimbangkan untuk mengerahkan ratusan tentara mereka ke kawasan Eropa Timur, seperti diberitakan The Telegraph yang mengutip beberapa sumber, Rabu (26/1).

Pengumuman diperkirakan akan disampaikan paling cepat pada Kamis (27/01), tentang pengerahan baru kelompok-kelompok kecil pasukan dari negara-negara NATO.

Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) pada Senin (24/1) mengumumkan, bahwa sekitar 8.500 tentara AS telah disiagakan, untuk kemungkinan pengerahan seiring meningkatnya ketegangan di perbatasan Rusia-Ukraina, seperti diberitakan Xinhua.

Namun, sejauh ini belum ada keputusan tentang pengerahan resmi pasukan AS yang disiagakan itu.

Baca juga: Finlandia Siapkan Militernya di Tengah Ketegangan Rusia dan Ukraina

Juru bicara Departemen Pertahanan AS, John Kirby mengatakan, dalam sebuah konferensi pers bahwa penempatan pasukan AS dalam keadaan siaga tingkat tinggi adalah demi memastikan AS akan siap merespons sebuah kemungkinan keputusan NATO untuk pengerahan 40.000 tentara.

Pengerahan pasukan AS itu merupakan tindakan secara multinasional yang dikenal sebagai NATO Response Force (NRF), yang dapat memberi dukungan dalam waktu singkat.

Kirby mengatakan, bahwa perintah untuk menyiagakan pasukan tersebut, yang datang dari Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin atas arahan Presiden Joe Biden, adalah tentang ‘membuktikan betapa seriusnya Amerika Serikat melaksanakan komitmen untuk NATO’ dan komitmen pertahanan kolektif aliansi itu.

“Seluruhnya, jumlah pasukan yang ditempatkan menteri pertahanan, dalam siaga tinggi mencapai sekitar 8.500 personel,” ujar Kirby.