BATAM – Driver mitra Grab mengancam akan “off bid” atau mematikan aplikasi massal selama tiga hari ke depan di Kota Batam, Kepulauan Riau, Senin (10/07).
Driver tergabung dalam Aliansi Driver Online Batam akan “Off Bid” massal buntut polemik masuknya Grab di Bandara Hang Nadim Batam.
“Hari ini sampai Rabu [10 sampai 13 Juli 2023], kami off bid massal,” kata Ketua Solidaritas Online Batam (SOB), Feryandi Tarigan, Senin (10/07).
Feyryandi menilai, ssistem bloking area ini hanya menguntungkan driver lama yang 30 orang saja.
“Tidak ada keuntungan kepada driver online yang berjuang ketika di Kota Batam ini ada 32 red zone, sekarang tinggal dua zona. Kami merasa ditinggalkam Grab,” kata dia.
Selain itu, perbedaan ongkos antara Grab Bandara dan Grab di luar bandara juga menjadi masalah yang mereka anggap perlu untuk diselaraskan.
“Kami minta berbanding lurus. Kalau sekarang Grab Bandara antar dari Bandara ke Nagoya Rp130 ribu, maunya kami juga sama. Ketika kami antar penumpang atau user ke Bandara dari Nagoya Rp130 ribu juga. Sekarang kami cuma Rp70 ribu,” kata dia.
Feryandi mengatakan, mereka tak akan mempermasalahkan terkait bloking area jika mereka juga mendapatkan keuntungan dari hal itu.
“Harusnya ada benefit juga ke kami yang antar ke bandara, jangan beda,” kata dia.
Feryandi juga mempertanyakan terkait jumlah kuota yang diberikan bandara kepada pengemudi Grab, di mana hanya memberikan 30 saja ke Grab sementara sisanya 60 dari taksi konvensional.
“Kurang tepat kalau saya bilang, kalau bisa semua menikmati,” kata dia.
Ia meminta kepada Grab Indonesia, sebelum pihaknya menerima apa yang mereka tuntut, bloking area untuk sementara dihentikan dulu.
“Kami takut nanti lock area bisa merambat ke semua. Mulai dari bandara, pelabuhan. Kalau nanti semua pelabuhan lock area kami dapat apa,” kata dia.
Baca juga: Aliansi Driver Online Unjuk Rasa di Kantor Grab Batam, Ini Tuntutannya
Sebelumnya diberitakan, Aliansi Driver Online berunjuk rasa di depan kantor Grab Batam, Ruko Botania 2, Kota Batam, Kepulauan Riau, Senin (10/07).
Ketua Solidaritas Online Batam (SOB), Feryandi Tarigan mengatakan, aksi tersebut sebagai buntut dari bloking area yang dilakukan Grab di Bandara Hang Nadim, Batam.
Terlihat di lokasi unjuk rasa kantor Grab dalam keadaan tertutup, para pengemudi online tak menemukan pihak perwakilan Grab.
Ada empat tuntutan yang mereka bawa dalam, yakni membuka bloking area di bandara, meminta agar fitur roda dua di bandara dimunculkan, menyamaratakan tarif dan meminta aplikasi Gojek dan Maxim Memutus mitra 30 yang tergabung di Grab bandara.
“Grab seakan meninggalkan kami yang lain. Kami padahal penrintis di sini. Harusnya kami juga diperhatikan,” kata dia di lokasi usai unjuk rasa.
Feryandi mengatakan, jika nanti bloking area tak bisa terwujud atau sudah mentok. Ia berharap pihak Grab bisa menyelaraskan harga.
Harapan lainnya, ia meminta Grab mencotoh apa yang dilakuakan di Pelabuhan Harabour Bay Batam. Di mana di sana ada selter yang didirikan Grab. Namun, semua bisa menikmatinya, baik GoJek maupun Maxim. “Jadi tidak perlu dibeda-bedakan,” kata dia.
Sementara itu, Director of Government Affairs & Strategic Collaborations, Grab Indonesia, Uun Ainurrofiq mengatakan, menyuarakan pendapat merupakan hak setiap warga negara, termasuk bagi Mitra Grab.
“Grab Indonesia menghargai setiap kebebasan Mitra untuk menyampaikan pendapat dan aspirasinya, selama dilakukan secara tertib, damai dan tetap menghormati hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku,” kata dia.
Pihaknya juga menyediakan wadah bagi Mitra untuk mengemukakan pendapat dan masukan melalui berbagai saluran komunikasi yang ada, termasuk diskusi langsung dengan komunitas Mitra Pengemudi.
Uun menambahkan, kehadiran layanan GrabCar Airport di Bandara Hang Nadim Batam diharapkan dapat semakin memudahkan mobilitas wisatawan maupun masyarakat Batam menuju berbagai tujuan di kota Batam.
“Didampingkannya Grab dengan pengemudi taksi konvensional di bandara Hang Nadim oleh PT BIB, diharapkan untuk turut berkontribusi dalam upaya peningkatan layanan transportasi di lingkungan Bandara Internasional Hang Nadim,” kata dia. (*)
Ikuti Berita Lainnya di Google News