Moh. Adib Khumaidi Jabat  Ketua Asosiasi Kedokteran se-ASEAN

MASEAN
Penyerahan amanat dari Ketua MASEAN sebelumnya dr Nguyen Thi Xuyen dari Vietnam Medical Association kepada dr Moh Adib Khumaidi dari Ikatan Dokter Indonesia atau Indonesian Medical Association dilakukan bersamaan dengan pertemuan MASEAN yang bertajuk “Health Sector Recovery After Pandemic” di Jakarta. (Foto: Ist)

JAKARTA – Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia, dr Moh. Adib Khumaidi, SpOT ditunjuk menjadi Ketua Medical Association of South East Asian Nations (MASEAN), perhimpunan kedokteran nasional dari negara-negara se-ASEAN.

Penyerahan amanat dari Ketua MASEAN sebelumnya dr Nguyen Thi Xuyen dari Vietnam Medical Association kepada dr Moh Adib Khumaidi dari Ikatan Dokter Indonesia atau Indonesian Medical Association dilakukan bersamaan dengan pertemuan MASEAN yang bertajuk “Health Sector Recovery After Pandemic” di Jakarta.

Moh. Adib Khumaidi akan menjabat sebagai Ketua MASEAN hingga akhir 2024, sementara untuk Sekretaris Jenderal (Sekjen) MASEAN dijabat oleh Dr Ng Chew Lip dari Singapore Medical Association.

Adib Khumaidi mengatakan, MASEAN mengakui pentingnya ikatan yang lebih erat di antara perhimpunan kedokteran nasional dalam membantu semua lapisan masyarakat di kawasan ASEAN untuk mencapai tingkat kesehatan setinggi mungkin, dan menyadari perlunya kerja sama dan upaya bersama dalam memelihara martabat dan standar profesi kedokteran.

“Kami juga mendorong studi dan penyebaran semua aspek pengetahuan medis, penyetaraan kompetensi, termasuk transfer pengetahuan,” kata Adib Khumaidi dalam keterangan tertulisnya diterima, Rabu (08/02).

Pertemuan sekaligus acara penyerahan mandat kepemimpinan ini mengambil Tema “Health Sector Recovery After Pandemic” menjadikan hubungan kesejawatan antara negara-negara ASEAN menjadi lebih kuat. Berbagai hal dibicarakan utamanya penguatan profesi dalam masa recovery pandemi.

“Pandemi COVID-19 telah menggarisbawahi pentingnya kolaborasi regional, melalui berbagi informasi dan praktik terbaik dalam pengelolaan ancaman bersama. Hal ini juga memberikan kesempatan untuk melihat ke dalam menemukan kembali peran asosiasi medis, seperti memberikan informasi medis yang andal dan tepat waktu,” kata  Dr Ng Chew Lip.

Acara penyerahan amanat tersebut juga dihadiri oleh Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, drg Widyastuti, MKM, dan Anggota Dewan Pertimbangan Presiden RI, Mayjen Pol. (Purn). Drs. H. Sidarto Danusubroto, S.H.

“Mereka (dokter dan tenaga kesehatan) betul-betul pahlawan kemanusiaan, yang mengangkat bagaimana Covid-19 cepat teratasi di Indonesia, itu luar biasa termasuk yang terbaik,” kata Sidarto.

“Dengan kepemimpinan MASEAN pada dr Adib dari IDI, diharapkan organisasi-organisasi dokter se-ASEAN bisa meningkatkan kerja sama. Ini saatnya lebih mempererat kerja sama para dokter ASEAN dalam rangka pertukaran pengetahuan, kerja sama dan sebagainya untuk mengatasi masalah kesehatan,” katanya lagi.

Baca juga: Timur Leste Diakui Sebagai Negara Anggota ASEAN

Didirikan sejak 1 Maret 1980, MASEAN beranggotakan perhimpunan kedokteran nasional yang diakui secara konstitusi dari 10 negara anggota ASEAN. Selain Ikatan Dokter Indonesia / Indonesian Medica Association yang mewakili Indonesia, MASEAN juga beranggotakan organisasi kedokteran medis dari Singapura (Singapore Medical Association), Malaysia (Malaysia Medical Association), Vietnam (Vietnam Medical Association), Thailand (Medical Association of Thailand), Filipina (Phillipine Medical Association), Brunei Darussalam (Brunei Medical Association), Kamboja (Cambodian Medical Association), Laos (Lao Medical Association), Myanmar (Myanmar Medical Association).

Selain menjadi tuan rumah MASEAN hingga tahun 2024, Ikatan Dokter Indonesia juga menjadi tuan rumah penyelenggaraan World Medical Association pada Agustus 2022.

Asosiasi Dokter Medis Sedunia atau World Medical Association (WMA) bahkan menegaskan hanya mengakui Ikatan Dokter Indonesia sebagai organisasi dokter Indonesia.

Hal itu diungkapkan oleh Sekjen WMA, dr Otman Kloiber saat, International Code of Medical Ethics (ICoME), “Bagi kami di WMA, keberadaan organisasi profesi juga haruslah tunggal karena menyangkut standarisasi etik kedokteran demi keselamatan pasien dan masyarakat, serta dokter. IDI merupakan anggota WMA dan memiliki sejarah panjang dengan WMA selama 70 tahun.”

Selain bersama World Medical Association selama lebih dari 70 tahun, IDI juga termasuk salah satu inisiator MASEAN yang kini sudah berusia lebih dari 40 tahun.  (*)