BATAM – Pemerintah Kota Batam resmi membuka pagelaran Batam Batik Fashion Week (BBFW) di Dataran Engku Putri, Kamis 2 September 2025. Acara yang digelar sebagai kolaborasi antara Disperindag dan Dekranasda Kota Batam ini dibuka langsung oleh Wakil Wali Kota Batam, Li Claudia Chandra.
Pagelaran ini menjadi ajang tahunan untuk menampilkan karya batik khas Batam, sekaligus mendukung para pengrajin lokal dan pelaku UMKM.
Namun, ada hal menarik yang disampaikan Wali Kota Batam, Amsakar Achmad, usai menghadiri acara. Saat ditanya mengenai alasan mengapa motif Batik Barelang lebih ditonjolkan ketimbang motif Marlin atau Gonggong, yang selama ini disebut-sebut Batik khas Batam. Amsakar menjelaskan saat ini sudah ada lebih dari 20 motif Batik Batam yang memperoleh hak paten (HAKI), termasuk Batik Marlin.
“Yang diperagakan hari ini adalah corak yang juga sudah dipatenkan. Batik Marlin juga salah satu yang mendapatkan HAKI, jadi tidak ada persoalan,” ujarnya menerangkan.
Ia menambahkan, jika masih ada motif yang belum dipatenkan, Pemkot Batam siap membantu proses pengurusan HAKI bagi para pengrajin.
“Dengan HAKI itulah pengrajin bisa memiliki nilai ekonomis. Sebab setiap motif yang dipatenkan direproduksi, orang harus izin,” jelas Amsakar lagi.
Menurutnya, sejak dirinya masih menjabat sebagai Wakil Wali Kota, sudah ada 11 motif batik yang diusulkan oleh Ketua Dekranasda saat itu, Marlin Agustina, istri Wali Kota sebelumnya, Muhammad Rudi.
“Motif Gonggong itu bahkan sudah ada ketika saya masih menjabat sebagai Kadisperindag,” tambahnya menegaskan.
Disamping itu, Amsakar juga mengapresiasi terselenggaranya BBFW 2025 yang selama ini telah menjadi agenda tahunan. Ia menilai acara ini merupakan bentuk penghargaan terhadap karya pengrajin Batik Batam, sekaligus wadah untuk memperkenalkan produk lokal dan mendorong pertumbuhan UMKM.
Batik Barelang Telah Capai Omzet Rp 1,5 Miliar
Wakil Kepala BP Batam, Li Claudia Chandra, dalam sambutannya menyampaikan pelaksanaan Batam BBFW bertepatan dengan Hari Batik Nasional (HBN). Ia menilai momen ini strategis untuk mengangkat Batam sebagai kota modern yang tetap berakar pada budaya lokal.
“Batik bukan sekadar identitas, tapi warisan yang harus dijaga. Saya mengajak semua pihak untuk turut melestarikannya,” ujarnya.
Li Claudia juga menekankan pentingnya peran para pengrajin yang telah dibina Pemerintah Kota Batam melalui Dekranasda. Menurutnya, hasil karya mereka kini semakin dikenal dan mampu bersaing secara nasional.
“Ajang ini akan menjadi momen bagi kita semua untuk memperkenalkan Batik Batam kepada dunia” tutur Li Claudia optimis.
Selain itu, BBFW juga membuka ruang kolaborasi dan peluang pasar. Salah satu contohnya, Batik Jembatan Barelang yang telah mencatat omzet hingga Rp1,5 miliar.
“Ini bukti bahwa Batik Batam punya potensi besar untuk terus berkembang,” katanya.
Ia berharap batik modern dapat menarik minat generasi muda untuk mencintai budaya. Melalui BBFW, semangat pelestarian budaya bisa terus tumbuh di tengah masyarakat.
“Mari kita jaga dan kembangkan Batik Jembatan Barelang bersama,” ajaknya.
Pada kesempatan ini, logo resmi BBFW juga diluncurkan sebagai simbol kegiatan expo tahun ini. Li Claudia berharap event ini menjadi kebanggaan dan membawa nilai tambah bagi masyarakat Batam.
“Semoga BBFW memberi dampak positif dan menjadi bentuk nyata dukungan terhadap pelestarian budaya Batam,” tutupnya mengakhiri sambutan.


















