TANJUNGPINANG – Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) cabang Kepri berkunjung ke SMAN 1 Tanjungpinang, kenalkan sejarah lokal Kepri kepada para guru dan pelajar.
Rombongan MSI dipimpin langsung Penasehat MSI Kepri Rida K Liamsi, Ketua Anastasia Wiwik Swastiwi, serta jajaran pengurus Dedi Arman, Maryanto, Farida dan Syahrial D Saputra.
Dalam sambutannya, Ketua MSI Cabang Kepri, Anastasia Wiwik Swastiwi mengatakan, sejarah lokal Kepri menarik untuk ditulis. Ada berbagai tema menarik yang bisa jadi kajian, seperti sejarah sosial, sejarah Pendidikan, sejarah ekonomi, termasuk sejarah tingkat yang lebih kecil. Sejarah kampung. Toponimi asal usul sebuah daerah juga bisa ditulis.
Wiwik menilai, para pelajar akan sukses jika memiliki kegemaran membaca. Menulis sejarah, katanya mustahil bisa dilakukan jika penulisnya tak gemar membaca. “Makanya MSI Kepri punya program masuk ke sekolah untuk mengenalkan sejarah pada pelajar. Banyak sekali lomba-lomba yang berbau sejarah antar pelajar, ini sebuah peluang,” ujarnya di SMAN 1 Tanjungpinang, Selasa (7/2).
Kepala SMAN 1 Tanjungpinang, Imam Syafii mengapresiasi MSI Kepri yang memiliki program mengenalkan sejarah di sekolah khususnya pada guru sejarah dan pelajar. “Kami menyadari pentingnya sejarah, bahkan sekolah ini sudah sejak tahun 1956 berdiri tapi belum ditulis sejarahnya,” ujarnya.
Ada yang menarik, saat sesi tanya jawab, seorang pelajar yang menanyakan tentang letak Istana Kota Piring. Setahunya Istana Kota Piring di Batu 8 Tanjungpinang, namun di Dompak juga ada plang Istana Kota Piring. Menjawab pertanyaan ini, Rida K Liamsi dan pengurus MSI, Syahrial D Saputra menyebutkan, Istana Kota Piring berada di Batu 8 Tanjungpinang. Pemasangan plang Istana Kota Piring tujuannya untuk mempopulerkan penamaan Istana Kota Piring namun caranya yang tidak pas karena bisa mengundang multitafsir dan rancu.
Dalam kesempatan itu, Penasehat MSI Kepri, Rida K Liamsi menambahkan, sejarah memiliki peran penting untuk memajukan bangsa, daerah, termasuk kunci sukses seorang individu. Mustahil seseorang menjadi besar jika tidak tahu sejarah asal usulnya. Begitu juga sebuah bangsa takkan maju kalau tidak tahu sejarah bangsanya.
“Makanya sejarah penting kita pelajari. Sejarah Kepri yang gilang gemilang tidak menjadi bagian penting dalam penulisan sejarah nasional Indonesia. Padahal Kepri memiliki tiga pahlawan nasional. Ironis bukan, Tanggungjawab kita bersama untuk meluruskan sejarah ini,” tegasnya.