MTs Berumur 70 Tahun Nyaris Tutup, Tokoh Masyarakat Tambelan Minta Diselamatkan

MTs Tambelan
Sekolah MTs Mualimin Kecamatan Tambelan, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau. (Foto: Ist)

BINTAN – MTs Mualimin Kecamatan Tambelan, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, nyaris tutup karena siswa yang tersisa hanya lima orang. Oleh karena itu pihak stakeholder terkait harus turut serta menyelamatkan MTs yang sudah berusia 70 tahun tersebut.

“Harus diselamatkan supaya di Tambelan ada sekolah agama selain sekolah umum. Sangat rugi MTs yang sudah berumur 70 tahun itu tutup. Jangan sampai itu terjadi,” kata Robby Patria dan beberapa tokoh masyarakat Tambelan lainnya di Tanjungpinang, Jumat (19/05).

MTs Tambelan pernah diusahakan untuk dinegerikan, namun belum disetujui Kementerian Agama.

” Harus ada afirmasi terhadap sekolah di daerah terluar untuk mendapatkan perhatian dari pemerintah apakah dalam bentuk dana hibah, pelatihan manajemen sekolah dan bantuan sumber daya manusia. Karena itu satu satunya sekolah berbasis agama yang ada di Tambelan dan sudah mendidik anak anak Tambelan sejak 70 tahun lalu, ” kata dosen FKIP UMRAH itu.

Dia menyebutkan, MTs Tambelan kalah saing dengan SMP Tambelan yang menyandang status negeri. Orang tua lebih banyak menitipkan anak di SMP dibandingkan dengan MTs. Akibatnya hanya lima siswa yang bertahan.

“Harus ada upaya serius untuk menjadikan sekolah MTs swasta itu bangkit kembali melayani warga Tambelan yang saat ini berjumlah 5000 lebih otang,” ujarnya.

Menurut Robby, di Kota Tanjungpinang peminat sekolah agama sangat banyak bahkan sampai menolak siswa. Tentu sangat aneh, di kecamatan, orang tua tak mau menyekolahkan anaknya di sekolah berbasis agama.

“Artinya ada yang kurang di sekolah. Oleh karena itu semua pihak harus bahu membahu agar MTs Tambelan bisa bangkit dan diminati anak anak yang lulus dari 7 SD di Tambelan,” imbuh Robby.

Baca juga: Susi Air Buka Rute Baru Tanjungpinang ke Dabo dan Tambelan

Sungguh sangat disayanhkan, ujar Robby, jika MTs tersebut harus benar benar ditutup jika tidak diselamatkan bersama oleh pihak yang berkepentingan.

“Jangan sampai kita disebut generasi yang tak mampu menjaga sekolah yang dibangun orang tua kita dulu dengan bersusah payah. Masih ada kesempatan untuk membantu yayasan agar tidak menutup MTs,” kata Robby. (*)

Ikuti Berita Lainnya diĀ Google News