Musim Banjir Kota Gurindam

Waspada, Titik Banjir di Tanjungpinang saat Musim Hujan
Ilustrasi, banjir di Jalan Raja Haji Fisabilillah, Batu 8 Atas (Foto: Ulasan.co)

Tanjungpinang – Akhir-akhir ini cuaca di Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau diguyur hujan intensitas sedang hingga lebat. Musim hujan ini sebabkan sebagian daerah di Kota Gurindam banjir.

Terutama saat hujan deras dan awet, sejumlah masyarakat yang tinggal di daerah rawan banjir akan menghadapi persoalan tersebut.

Tidak hanya warga yang tinggal di permukiman rawan banjir, pengendara kerap mengahapi jalan yang banjir.

Ada beberapa titik rawan banjir seperti Jalan Bhayangkara, Kampung Kolam, daerah Lembah Purnama, Perumahan Sri Andana, Jalan Hanjoyo Putro Batu 8, Jalan Hang Lekir Perum Elang Semesta Batu 9, daerah Bangunsari KM 11 Gg Perkutut, daerah Green Camp Jalan Lembah Merpati, serta daerah lainnya.

BMKG Keluarkan Peringatan Dini

Prakirawan Cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tanjungpinang Vivi Putrima Ardah mengatakan, cuaca di Kota Tanjungpinang-Bintan dalam sepekan ini diperkirakan masih terjadi hujan yang disertai angin.

“Untuk kondisi cuaca di Tanjungpinang maupun Bintan satu minggu ke depan masih berpotensi untuk hujan, dengan intensitas ringan sampai dengan lebat,” kata Vivi ditemui di kantor BMKG, Rabu (10/11).

Untuk waktu terjadinya hujan dalam satu minggu ke depan, diperkirakan akan sering terjadi pada waktu siang hari hingga sore hari.

Curah hujan yang sudah terdata di BMKG Tanjungpinang, untuk sepuluh hari terakhir mencapai 176 mm (milimeter) dan sudah tergolong curah hujan yang tinggi.

“Untuk dasarian satu, dari tanggal 1 sampai 10 November terukur jumlahnya 176 mm. Di mana sudah masuk dikatagorikan tinggi,” ujarnya.

Sedangkan untuk sepuluh hari ke depan, Vivi menyampaikan curah hujan diperkirakan mencapai angka 150 mm dan lebih rendah pada minggu ini.

Dengan tingginya curah hujan yang kemungkinan akan terjadi pada minggu kedepan, BMKG memperkirakan potensi terjadinya banjir Rob sangat mungkin terjadi.

“Kalau potensi untuk banjir rob kemungkinan ada. Apalagi ketika terjadinya hujan itu berbarengan dengan terjadinya air pasang,” jelasnya.

Aktivis Lingkungan Minta Pemerintah Kerja Keras

Aktivis Lingkungan Kherjuli meminta pemerintah, khususnya Pemerintah Kota (Pemko) Tanjungpinang harus kerja keras lagi dan meningkatkan kinerjanya untuk mengatasi banjir di Tanjungpinang.

Hingga saat ini, Tanjungpinang masih terbilang rawan banjir saat musim penghujan pada akhir dan awal tahun.
Pemerintah seharusnya merangkul berbagai pihak untuk mengatasi banjir di Tanjungpinang.

“Pemerintah harus menggerakkan semua elemen, agar semua upaya mitigasi dapat maksimal,” ujar Kherjuli yang merupakan Presiden LSM Air, Lingkungan dan Manusia (ALIM), Sabtu (13/11).

Ia menjelaskan, dalam penanganan banjir tidak hanya berbicara mengenai sampah dan drainase. Akan tetapi, termasuk mengenai kualitas daerah aliran sungai yang telah banyak mengalami kerusakan dan juga beralih fungsi.

Baca Juga: (POPULER SEPEKAN) Lansia Masuk Bui, Waspada Banjir, Bandara Hang Nadim

Daerah aliran sungai pun tidak hanya berupa sungai dan anak-anak sungai. Namun, daerah aliran sungai juga termasuk ekosistem yang menjadi satu kesatuan dari hulu hingga ke hilir.

“Itu (aliran sungai) sudah rusak. Sehingga jika tutup banjir di sini, maka akan muncul banjir di tempat lain,” ucapnya.

Lantas, ia meminta agar pemerintah dapat segera mengatur strategi agar daerah aliran sungai tidak mengalami kerusakan. Ia menyarankan agar masyarakat tidak hanya bergantung pada pemerintah.

“Masyarakat juga dapat membantu mengatasi hal tersebut, dengan upaya tidak membuang sampah sembarangan,” katanya.

KPL Tanjungpinang Ungkap Penyebabnya

Komunitas Peduli Lingkungan (KPL) Kota Tanjungpinang, Kepualaun Riau mengungkap penyebab banjir masih kerap melanda Kota Gurindam saat hujan turun.

Ketua KPL Kota Tanjungpinang Tomi Darlius mengatakan, salah satu penyebabnya banyak rawa-rawa berada di Tanjungpinang telah ditimbun tanah. Rawa tempat penampungan air terakhir yang mengalir dari drainase maupun saluran air lainnya dari rumah warga.

“Kalau rawa sudah tertimbun tanah, mau mengalir ke mana tuh airnya,” kata Tomi Darlius di Tanjungpiang, Minggu (14/11).

Ditambah lagi, kata dia, kurangnya kesadaran masyarakat Tanjungpinang membuang sampah pada tempatnya.

Padahal, pemerintah daerah sudah menyediakan bak kontainer sampah. “Supaya sampah rumah tangga bisa tertampung di bak kontainer sampah itu,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *