Narsistik: Bukan Sekadar Label, Ini Fakta Ilmiahnya

Narsistik
Ilustrasi narsistik. (Foto: Dok Meta AI)

Hai Sahabat Ulasan! Pernah dengar kata “narsistik”? Istilah ini makin sering berseliweran di media sosial. Tetapi, apakah Anda benar-benar tahu apa itu narsistik?

Dilansir dari kompas.com, Senin 2 Juni 2025, meski sering disalahartikan, narsisme bukan sekadar sifat suka selfie atau ingin dipuji. Dalam bentuk ekstrem, narsisme bisa menjadi gangguan kepribadian serius, yang dikenal sebagai Narcissistic Personality Disorder. Tapi di luar itu, narsisme juga bisa berupa sifat alami manusia dengan kadar yang berbeda-beda.

Lalu, bagaimana narsisme terbentuk? Apakah semua berawal dari masa kecil yang penuh luka? Ilmuwan pun mencari jawabannya.

Para psikolog membagi narsisme ke dalam dua tipe besar:

  1. Grandiose narcissism – Ini tipe narsistik yang paling mudah dikenali. Mereka tampak percaya diri, suka jadi pusat perhatian, bahkan bisa terlihat dominan dan agresif.
  2. Vulnerable narcissism – Jenis yang lebih tersembunyi. Orang-orang ini tampak pendiam dan sensitif, tapi menyimpan harga diri rapuh di balik topeng kesombongan. Mereka mudah tersinggung dan penuh keraguan diri.

Meski berbeda karakteristik, keduanya punya kesamaan mencolok: cenderung manipulatif, merasa diri paling penting, dan minim empati.

Khusus pada tipe vulnerable, efeknya bisa sangat merusak dalam hubungan asmara. Mereka kerap melakukan love bombing (banjir kasih sayang di awal hubungan), lalu tiba-tiba ghosting (menghilang begitu saja), atau breadcrumbing (memberi harapan palsu). Tak hanya itu, mereka juga lebih permisif terhadap perselingkuhan dan bahkan bisa melakukan kekerasan emosional.

Mengapa bisa begitu? Kuncinya terletak pada gaya kelekatan—pola hubungan emosional yang terbentuk sejak masa kanak-kanak.

Benih Narsisme dari Masa Kecil

Teori kelekatan menjelaskan bahwa hubungan awal kita dengan orang tua atau pengasuh utama membentuk cara kita menjalin relasi saat dewasa. Jika masa kecil penuh cinta dan keamanan, besar kemungkinan kita akan membangun hubungan sehat. Tapi jika tumbuh dalam ketidakpastian, pengabaian, atau kekerasan, maka akan terbentuk gaya kelekatan yang tidak aman.

Ada tiga jenis kelekatan tidak aman:

  • Preoccupied: merasa tidak layak dicintai, selalu butuh validasi.
  • Dismissive: tampak mandiri, tapi menutup diri dari keintiman.
  • Fearful: ingin dekat tapi takut disakiti, hubungan jadi tarik-ulur.

Dalam sebuah studi besar, peneliti menganalisis 33 penelitian dengan total lebih dari 10.000 responden untuk mencari hubungan antara narsisme dan gaya kelekatan. Hasilnya:

Vulnerable narcissism berkaitan erat dengan kelekatan preoccupied dan fearful—artinya, banyak dari mereka tumbuh dalam lingkungan yang tidak stabil secara emosional.

Grandiose narcissism, sebaliknya, tidak terlalu terkait dengan gaya kelekatan masa kecil.

Baca juga: BPJS Ketenagakerjaan Salurkan Rp1,7 Miliar Beasiswa untuk 333 Anak di Batam

Penelitian ini belum bisa memastikan apakah pengalaman masa kecil menyebabkan narsisme. Tapi satu hal jelas: trauma dan ketidakstabilan di masa kecil bisa menjadi faktor risiko.

Bisa Diubah, Asal Mau Sembuh

Kabar baiknya, gaya kelekatan bukan vonis seumur hidup. Dengan terapi yang tepat seperti schema therapy atau emotionally focused therapy—seseorang bisa memahami luka emosional masa lalu dan membangun hubungan yang lebih sehat.

Namun, mencegah tetap lebih baik daripada mengobati. Kunci pentingnya ada pada orang tua dan pengasuh: menciptakan ikatan emosional yang aman dengan anak sejak dini. Sayangnya, angka kekerasan dan pengabaian anak masih tinggi di berbagai negara, termasuk Indonesia. Ini bukan hanya soal parenting, tapi soal masa depan generasi.

Seperti kata Megan Willis, Associate Professor di Australian Catholic University:

“Kita tak perlu melihat terlalu jauh untuk melihat dampak dari membiarkan masalah ini berlarut-larut.”

Jadi, sebelum asal melabeli seseorang “narsis”, mari pahami dulu apa yang ada di baliknya. Bisa jadi, yang tampak sombong di luar, menyimpan luka dalam yang belum pernah sembuh. (*)

Ikuti Berita Ulasan.co di Google News