Nelayan Natuna Tolak Kenaikan BBM Subsidi

Kapal Nelayan
Ilustrasi, sejumlah kapal nelayan tidak melaut. (Foto: Muhamad Nurman)

NATUNA Nelayan di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau (Kepri), tolak rencana kenaikan bahan bakar minyak (BBM) subsidi jenis solar dan pertalite. Pasalnya, akan mengancam mata pencaharian nelayan.

Jika harga BBM subsidi dinaikkan, biaya operasional nelayan akan bengkak sehingga tidak bisa melaut.

Ketua Nelayan Lubuk Lumbang Natuna, Herman menjelaskan, jika BBM naik maka kebutuhan bahan pokok juga akan ikut naik. Hal ini tentunya akan menambah biaya operasional nelayan. Ia menuturkan, sekali melaut nelayan Natuna akan menghabiskan waktu satu hingga dua minggu.

“Setiap mau ke laut pasti akan membawa makanan atau cadangan makanan,” kata Herman saat dikonfirmasi di Natuna, Senin (29/08).

Tingginya biaya operasional, kata Herman, akan memberatkan nelayan, sehingga tidak bisa melaut karena tidak memiliki cukup modal. Akibatnya, nelayan kehilangan mata pencahariannya. “Harapan nelayan kita, kalau bisa kenaikan BBM solar ini tidak dilaksanakan,” ujar Herman.

Sementara itu, Ketua Nelayan Sepempang, Muptadi menyebut kenaikan harga BBM akan membuat modal melaut membengkak dan akan mempengaruhi harga tangkapan yang dijual. “Kalau harga ikan bisa ikut naik. Tapi kalau tangkapan melimpah, harga akan turun,” ucapnya.

Baca juga: DKP Kepri Terus Upayakan Subsidi BBM Untuk Nelayan

Baca juga: Nelayan Tolak Kenaikkan Harga BBM Subsidi

Menurutnya kebijakan yang akan diambil tidak masuk akal dan akan mempersulit nelayan dalam mencari nafkah. Untuk itu, dirinya meminta pemerintah untuk tidak menaikkan harga BBM subsidi. “Harapan kami harga stabil, pertahankan harga segitu,” pungkasnya. (*)