Optimisme Sektor Pertanian Bangkitkan Semangat Pemulihan Ekonomi Kepri

Optimisme Sektor Pertanian Bangkitkan Semangat Pemulihan Ekonomi Kepri
Produk olahan kelapa dari Bintan, Kepri, tembus pasar Amerika di awal tahun 2022. (ANTARA/HO-Karantina Pertanian Tanjungpinang)

Tanjungpinang – Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) memiliki sumber daya alam yang melimpah ternyata tak memberi dampak begitu signifikan terhadap pendapatan di daerah. Daratan yang hanya sekitar 4 persen dari luas wilayah justru mampu membangkitkan semangat optimisme terhadap pemulihan ekonomi di tengah pandemi COVID-19.

Awal tahun 2022, komoditas dari sektor pertanian di Kepri mampu menembus pasar internasional. Komoditas unggulan itu khususnya produk-produk turunan yang dihasilkan dari buah kelapa asli Pulau Bintan.

Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang mencatat, pada tanggal 14 Januari 2022, produk olahan kelapa asli Pulau Bintan yang diproduksi PT Bionesia Organic Foods (BOF), yaitu kelapa parut kering sebanyak 12,4 ton dan keripik kelapa (coconut chips) sebanyak 5,6 ton diekspor ke Amerika Serikat (AS).

Menyusul pada tanggal 28 Januari 2022, juga produk olahan kelapa yang diproduksi perusahaan atau eksportir yang sama, berupa serabut kelapa sebanyak 2,8 ton mampu menggebrak pasar China. Kedua produk tersebut diketahui merupakan komoditas ekspor baru yang dikirim untuk pertama kalinya dari Kepri.

Baca juga: Salut! Produk Olahan Kelapa dari Bintan Tembus Pasar AS

Selanjutnya pada tanggal 10 Februari 2022, produk olahan kelapa lainnya dari Pulau Bintan yang diproduksi CV Bulan Bintang, berupa arang tempurung kelapa kembali diekspor ke negara tetangga Malaysia, setelah sempat vakum selama tahun 2021 dipicu lonjakan kasus COVID-19.

Sehari setelahnya, produk santan kelapa organik dari kawasan industri Lobam Bintan sebanyak 97,7 ton diekspor ke Jerman. Pada hari yang sama, sebanyak 20 ton kelapa parut kering juga diekspor ke Bangladesh.

Selain komoditas tersebut, ada pula produk-produk pertanian lainnya dari Pulau Bintan yang diekspor secara rutin ke berbagai negara di Asia hingga Eropa, seperti karet lempengan.

Kemudian, ekspor babi ke Singapura dari Pulau Bulan, Batam, di bawah pengawasan Karantina Pertanian Tanjungpinang, rata-rata mencapai 1.000 ekor per hari. Bahkan tercatat sebagai pengekspor babi terbesar di Asia Tenggara.

Baca juga: Ekspor Santan Kelapa Bintan Naik 3 Kali Lipat ke Jerman

Sektor pertanian ini diklaim menjadi salah satu penopang pendapatan daerah maupun negara yang di miliki ‘Negeri Segantang Lada’ selain industri.

Sektor ini juga berdampak terciptanya lapangan kerja bagi warga tempatan, serta mendorong pembangunan daerah tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. Bahkan secara nasional Provinsi Kepri pada tahun 2021, masuk lima besar atau rangking empat sebagai daerah ekspor pertanian terbesar dari 34 provinsi se Indonesia.

Selain itu, sepanjang 2021 terdata komoditas ekspor karet lempengan dari Pulau Bintan diekspor sebanyak 196 kali, volume 17.700.074,40 kilogram, senilai RP427 miliar.

Ekspor produk olahan kelapa sebanyak 21 kali, volume 535.675,20 kilogram, senilai Rp7,6 miliar. Kemudian, babi potong sebanyak 309 kali, volume 314.629 ekor, senilai Rp926 miliar.