PA 212 Serukan Umat Islam Boikot Produk Inggris Imbas Kibarkan Bendera LGBT

PA 212 Serukan Umat Islam Boikot Produk Inggris, Imbas Kibarkan Bendera LGBT
Kedubes Inggris di Jakarta pasang bendera LGBT. (Tangkapan Layar Instagram/@ukinindonesia)

JAKARTA – Bendera pelangi simbol kaum Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) yang dikibarkan di halaman Kedutaan Besar (Kedubes) Inggris di kawasan Kuningan, Jakarta mendapat kecaman dari berbagai kalangan.

Sebelumnya, Kedubes) Inggris mengunggah foto melalui laman instagram @ukinindonesia pada Senin (23/5).

Dalam unggahan itu Inggris menilai penting mengambil sikap untuk sebuah nilai yang dianggap benar. Bahkan, sekalipun sikap tersebut tidak nyaman bagi teman. Kemenlu kemudian menegur Kedubes Inggris karena dinilai tidak sensitif dengan situasi di Indonesia.

Presidium Alumni (PA) 212 menyerukan umat Islam agar memboikot produk Inggris sebagai buntut pengibaran bendera simbol LGBT di gedung Kedubes mereka di Jakarta.

Baca juga: Pemerintah Malaysia akan Perketat Hukum LGBT

Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PA 212, Novel Bamukmin mengatakan boikot itu akan dilakukan jika kritik dan aspirasi umat Islam tidak diindahkan.

“Apabila tidak mengindahkan aspirasi kami umat Islam maka kami meminta umat Islam untuk memboikot apapun produk produk Inggris,” kata Novel dikutip CNNIndonesia.com, Selasa (24/5).

Novel kemudian meminta Kedutaan Inggris meminta maaf kepada umat Islam karena telah mengibarkan bendera LGBT. Ia juga mendesak bendera itu diturunkan dan tidak dikibarkan lagi.

Ia kemudian meminta Kedutaan Inggris meminta maaf kepada umat Islam karena telah mengibarkan bendera LGBT. Ia juga mendesak bendera itu diturunkan.

Jika tidak, kata Novel, PA 212 meminta Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) melakukan sejumlah tindakan, mulai peringatan keras, memutus hubungan diplomatik dengan Inggris, hingga mengusir perwakilan negara itu dari Indonesia.

“Meminta Kemenlu segera mengambil langkah tegas untuk memberikan peringatan keras atau kalau tidak segera memutus hubungan diplomatik,” ujarnya.

Baca juga: Sejumlah Organisasi Tanjungpinang Bentuk Gerakan Tolak LGBT

Novel kemudian menuding Inggris menantang Umat Islam. Ia menduga perwakilan Britania Raya di Indonesia itu melihat rezim pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) tidak memiliki jati diri yang jelas.

Ia juga menyebutkan, pemerintah saat ini tidak mempraktekkan nilai-nilai ketuhanan. Bahkan, katanya, pemerintah bermaksud melenyapkan unsur ketuhanan melalui Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP).

RUU ini, menurutnya, didorong partai pengusung Jokowi, PDI Perjuangan.

“(Inggris) melihat Indonesia di rezim ini tidak punya jati diri yang jelas walau negara Ketuhanan Yang Maha Esa tapi praktiknya oleh rezim ini seperti tidak berketuhanan dan unsur pelenyapan Ketuhanan Yang Maha Esa,” tuturnya.

“Sehingga baik Inggris dan Singapore berani menyerang Indonesia dengan isu-isu agama Islam,” sambungnya.

Novel menegaskan Umat Islam, khususnya barisan 212 tidak akan diam. Menurutnya, umat Islam akan terus menjaga Indonesia dari kerusakan moral.