TANJUNGPINANG – Warga Kijang Lama, Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau, digegerkan dengan keberadaan sebuah pabrik yang diduga memproduksi bahan pengeras semen dan membuang limbahnya ke saluran gorong-gorong.
Dugaan ini mencuat setelah warga sekitar mencium bau tak sedap yang tidak biasa dari arah parit lingkungan mereka.
Berdasarkan pantauan ulasan.co di lapangan, pabrik tersebut tampak sepi tanpa aktivitas mencolok. Bangunan yang diduga sebagai tempat produksi itu juga disebut belum memiliki izin usaha resmi. Warga pun merasa curiga karena aktivitas pabrik tersebut cenderung tertutup.
Baca Juga: Kepada Menteri Purbaya, Gubernur Ansar Sampaikan Dana Transfer Kepri Dipangkas Rp534 miliar
“Kalau tidak salah ada satu di atas sana. Tapi kami disini tidak tahu siapa pemiliknya,” kata seorang warga Kijang Lama yang enggan menyebutkan namanya, Rabu 8 Oktober 2025.
Menurutnya, beberapa warga mulai resah karena limbah cair dari pabrik itu diduga mengalir ke gorong-gorong dan menimbulkan aroma tak sedap.
“Kalau buangnya saya tidak tahu, tapi kadang ada bau yang beda dari bau parit,” ucapnya.
Ketua RT 01 RW 05, Iskandar, juga membenarkan keberadaan pabrik tersebut. Ia menyebut bangunan itu sudah berdiri sejak tahun 2016 atau 2017, jauh sebelum dirinya menjabat sebagai ketua RT.
“Seingat saya itu sudah ada tahun 2016 atau 2017. Tapi nama pabriknya apa dan pemiliknya siapa, saya kurang tahu. Kalau tak salah yang punya di Jakarta,” jelasnya.
Ia menambahkan, aktivitas pabrik tersebut sangat tidak teratur. Proses loading cairan diduga dilakukan secara acak, sehingga warga sulit memantau.
Baca Juga: Janin 3,5 Bulan Wanita Korban Penganiayaan Oknum Polisi Diberi Nama Bhayangkara Sebagai Kenangan
“Kadang pagi, kadang malam. Soalnya kalau sudah sekali loading, pagar pasti ditutup dan tidak ada aktivitas apapun disana,” ujarnya.
Informasi yang beredar di kalangan warga menyebut, cairan hasil produksi pabrik itu dikirim ke perusahaan besar, salah satunya PT BAI. Meski demikian, Iskandar belum bisa memastikan kebenaran kabar tersebut.
“Kalau kata pemuda sini, bilangnya ke PT BAI. Sisanya kami tidak pernah tahu karena tertutup gitu,” ungkapnya.
Selasa (7/10/2025) lalu, petugas dari dinas terkait bersama lurah dan sejumlah warga sempat melakukan sidak ke lokasi. Namun, saat rombongan tiba, pabrik tersebut sudah dalam kondisi tertutup tanpa ada aktivitas apapun.
“Semalam sama dinas kota. Cuman pas kami kesana sudah tidak ada aktivitas,” pungkasnya.
Ikuti Berita Ulasan.co di Google News


















