Pandemi COVID-19 Bukan Jadi Alasan Untuk Berbisnis

Pandemi COVID-19 Bukan Jadi Alasan Untuk Berbisnis
Fajar Nugraha (Foto: Ulasan.co/Dok Pribadi)

Bandung – Pemuda asal Kota Bandung, Jawa Barat, Fajar Nugraha memilih menjadi pengusaha di tengah situasi pandemi COVID-19.

Fajar Nugraha memilih menjadi pengusaha muda yang merintis usahanya pada awal-awal pandemi COVID-19 tahun 2020.

Ia membuka usaha yang bergerak di bidang jasa Wedding Organizer (WO) diberi nama Saka Organizer dan berada di Kota Bandung.

Fajar mengaku Wedding Organizer yang dijalankan pada masa COVID-19, sempat mengalami penurunan karena sulitnya mendapatkan akses.

Ia mengatakan, untuk membuat kegiatan wedding di awal pandemi COVID19, harus meminta izin dari Dinas Pariwisata tingkat Kota/Kabupaten.

“Awal pandemi sulit, soalnya harus ada izin dari Dinas Pariwisata. Kalau udah dapat izin dari dinas, baru ke BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah),” kata Fajar saat dihubungi via telepon seluler, Minggu (07/11).

Untuk sekarang menurutnya, bisnis WO sudah mulai membaik. Hal itu dikarenakan aturan yang sudah tidak ketat dan banyaknya permintaan.

Baca Juga: Kembangkan Wisata Petualangan di Sukabumi, Ridwan Kamil Dipuji Pengusaha Dubai

Fajar menyampaikan, pada bulan September dan Oktober, Wedding Organizernya mendapat 12 event.

Dengan adanya 12 event yang ia tangani selama dua bulan terakhir, ia mengaku mendapat keuntungan bersih Rp3 juta per orang. Saka Organizer terdiri dari 5 orang dalam satu tim.

Fajar bercerita, Saka Organizer didirikan bersama teman – teman kampus pada 2020. Namun, sempat vakum karena ia harus bekerja ke luar negeri.

Selain memiliki usaha yang bergerak di bidang jasa, Fajar juga memiliki usaha di bidang kuliner.

Bersama sang istri, Fajar membuat bisnis makanan yang menjual ayam geprek di daerah Cilengkrang, Ujung Berung, Kota Bandung, Jawa Barat.

Bisnis makanannya ini ia beri nama Mimi Geprek dan berdiri pada tanggal 26 Mei 2020 silam.

“Awal membuka Ayam Geprek sempat mengalami kerugian karena dagangannya hanya laku 10 potong,” katanya.

Namun, setelah menjual dagangannya menggunakan aplikasi dan berbasis online, ia mampu menjual 7 kg per hari.

Fajar mengatakan, untuk keuntungannya saat ini, mencapai Rp700 ribu per hari atau sekitar Rp6 juta keuntungan bersih setiap bulannya.

Dengan majunya bisnis yang dijalankan bersama sang istri, Fajar berencana untuk membuka cabang Ayam Gepreknya di daerah Kota Cimahi, Jawa Barat.

Fajar berpesan kepada seluruh anak muda yang ingin memulai bisnis dimasa pandemi COVID19, untuk tidak takut akan kegagalan.

Selain itu, ia menekankan betapa pentingnya bagi penggiat UMKM untuk melek teknologi di saat situasi sedang tidak stabil seperti sekarang.

“Jadi untuk anak-anak muda yang ingin buka usaha dan penggiat UMKM, jangan takut untuk memulai. Terlebih lagi disaat sekarang, penggiat UMKM harus melek teknologi, jangan sampai kalah sama zaman,” tutupnya. (*)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *