Pariwisata Kepri, Antara Harapan dan Halusinasi

Pariwisata Kepri, Antara Harapan dan Halusinasi
Turis asing saat tiba di perairan Tanjungpinang dengan kapal yacht (Foto: Muhammad Bunga Ashab)

Tanjungpinang – Pariwisata Kepulauan Riau (Kepri) saat ini antara harapan dan halusinasi. Harapan ada, walau masih sebatas angan-angan.

Harapan ingin menghidupkan sektor pariwisata dari mancanegara masih sebatas angan-angan. Meski segala rencana telah dipersiapkan jauh-jauh hari, mulai dari regulasinya, para pelaku pariwisata, vaksinasi, hingga tempat wisata terpadu.

Bahkan dikabarkan pada Oktober tahun ini bakal dibuka pintu masuk wisatawan mancanegara (Wisman), khususnya Singapura melalui program Travel Bubble.

Pemerintah Provinsi Kepri menyiapkan dua kawasan wisata, yakni Kawawan Pariwisata Lagoi, Kabupaten Bintan dan Kawasan Pariwisata Nongsa, Kota Batam.

Travel Bubble ini digadang-gadangkan sebagai program unggulan sektor pariwisata di Kepri, khususnya Batam dan Bintan.

Namun, hingga kini masih sebatas harapan saja. Sebab, sampai dengan pertengahan bulan berlalu belum ada tanda-tanda dibukanya pintu masuk wisman dari luar negeri.

Antara Gubernur Kepri Ansar Ahmad dan Wali Kota Batam Muhammad Rudi sejauh ini tidak sejalan dengan program Travel Bubble. Ansar tetap berharap Travel Bubble dibuka, sedangkan Rudi meminta agar ditunda karena alasan vaksinasi.

Gubernur Kepri Tepis Isu Tunda Travel Bubble

Sebelumnya, Gubernur Kepri Ansar Ahmad menepis isu pihaknya menunda penyelanggaraan Travel Bubble. Ansar menjelaskan, pemberitaan yang beredar di sejumlah media di Singapura adalah keliru.

Ia mengaku pihaknya justru meminta agar pemerintah pusat segera memberikan izin untuk penyelenggaraan Travel Bubble.

Selain itu, pihaknya berupaya memenuhi syarat yang telah ditentukan oleh pemerintah pusat agar Travel Bubble segera berjalan.

“Pemprov Kepri tidak pernah menyampaikan itu. Justru kita mendorong agar segera terwujud,” ucapnya saat konferensi pers di Gedung Daerah, Tanjungpinang, Minggu (10/10) malam.

Lanjutnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepri telah mengusulkan sejumlah bandara dan pelabuhan di Batam dan Pulau Bintan sebagai pintu masuk.

Nantinya, Bintan Resort akan menjadi tempat pertama yang buka. Oleh sebab itu, pihaknya mulai menyiapkan hal-hal untuk menyambut para wisatawan.

“Mulai kita persiapkan. Seperti alat Tes Cepat Molekuler (TCM) yang satu jam sudah keluar hasilnya,” ujarnya lagi.

Ansar mendorong masuknya para wisatawan mancanegara walaupun dengan syarat yang telah ditentukan oleh pemerintah pusat.

Baca Juga: Gubernur Kepri Tepis Isu Tunda Travel Bubble

Ia juga menyatakan kesiapannya dalam menerima wisatawan itu. Sementara itu, untuk biaya maupun teknis uji PCR akan dibicarakan lagi bersama pihak pengelola dan sejumlah pihak lainnya.

Rudi Minta Tunda Travel Bubble

Wali Kota Batam Muhammad Rudi mengatakan, daerahnya belum bisa mengikuti program Travel Bubble yang diajukan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).

Menurut Rudi, permintaan penundaan itu dikarenakan vaksinasi masyarakat Batam belum mencapai 100 persen.

“Saat ini pencapaian vaksinasi sudah sampai 84 persen untuk dosis pertama. Ada 16 persen yang dikejar untuk tembus 100 persen. Kita akan terus mengejar target tersebut hingga November mendatang,” ujar Rudi di Batam, Selasa (12/10).

Selain alasan tersebut, Rudi menyebutkan alasan lain yakni sulitnya melarang mobilitas masyarakat di Kawasan Nongsa. Sebab, Kawasan Nongsa merupakan lokasi pintu masuk dan lokasi karantina kawasan yang memiliki pelabuhan bertaraf internasional.

Baca Juga: Wali Kota Rudi Minta Tunda Program Travel Bubble di Batam

Rudi menuturkan, hal itu dilihat dari percobaan yang sebelumnya sudah dilakukan, berbeda dengan kawasan terpadu Bintan Resort yang berada di Kabupaten Bintan.

“Resort yang berada di Nongsa saja sebenarnya sangat dekat sekali dengan kawasan penduduk di Kecamatan tersebut.”

“Tidak mungkin saya melarang mereka mendekat ke sana, kalau memang ada aktifitas warga yang kebetulan harus melintasi jalan depan resort. Beda dengan Bintan yang memang dia terisolir dan tidak ada penduduk di sana, hanya ada kawasan resort saja,” jelas Rudi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *