Pasien Kanker Payudara Tak Lagi Rasakan Sakit dengan Menghisap Ganja

Ganja
Acara promosi tanaman ganja di Thailand. (Foto:chiangraitimes)

TANJUNGPINANG – Setelah ganja alias mariyuana dilegalkan oleh Pemerintah Thailand, kini pasien kanker payudara di negara itu tak lagi merasa kesakitan.

Para pasien kanker payudara di Thailand, dilansir cnnindonesia, menyambut gembira usai ganja dilegalkan karena menjadi obat penghilang rasa sakit yang jauh lebih murah.

Seperti diberitakan Reuters, pengakuan itu disampaikan salah satu penderita kanker payudara, Jiratti Kuttanam, yang sebelumnya harus membayar mahal.

Jiratti mengatakan, kebijakan pemerintah amat membantunya untuk menjadikan terapi pengobatan ekstrak ganja menjadi murah dan mudah terjamah baginya.

Thailand sebelumnya jadi negara Asia pertama yang melegalkan penanaman, dan konsumsi ganja pada 9 Juni.

Pemerintah ‘Gajah Putih’ juga akan terus mendorong peningkatan pertanian ganja, dengan membagi-bagikan tanaman tersebut yang berkualitas bagus.

Peningkatan produksi ini juga diharapkan memperkaya varietas ganja, sehingga kualitasnya menjadi yang terbaik di dunia khusus untuk tujuan medis.

Obat-obatan dari ekstrak ganja memang sudah dilegalkan Thailand sejak 2018.

Baca juga: Ribuan Warga Thailand Bercanda Tawa Bersama di ‘Festival Ganja’

Namun sebelum pemerintah membuat aturan baru, dia begitu kesulitan mendapatkan obat ekstrak ganja impor yang amat mahal.

Sejumlah pasien bahkan sampai harus membeli dari penjual secara ilegal.

Tunas ganja impor sebelum legalisasi tanam ganja, ,biasanya dibanderol 700 baht atau setara Rp290 ribu.

Kini harganya pun benar-benar ‘miring’, usai pelegalan menanam dan konsumsi ganja.

“Saya rutin mengonsumsi ganja sehingga tak merasakan sakit akibat kanker payudara,” tutur Jiratti.

Dia biasa menyeduh ganja kering untuk dijadikan teh, sebagai terapi pengobatan meredakan sakit.

Jiratti didiagnosis menderita kanker payudara tingkat lanjutan lima tahun lalu.

Dua tahun kemudian, ia menggunakan minyak ganja dan produk turunan lainnya untuk meredakan sakit, mual-mual, dan kecemasan berlebihan setelah menjalani kemoterapi.

Tanaman ganja pun jadi solusi terbaik para pasien kanker payudara, yang menjalani kemoterapi untuk menghilangkan sakit akibat rasa sakit.

“Saya pikir kita butuh edukasi. Kita butuh studi soal penggunaannya secara tepat,” tutur Jiratti.

Ia pun mengingatkan, akan menjadi berisiko tinggi jika salah mengonsumsi ganja sebagai terapi pengobatan.

Baca juga: Warga Thailand Ramai-ramai Antre Beli Ganja usai Dilegalkan